Hujan tiada berhenti
Seperti air mata yang deras mengalir
Awan hitam menaungi kecewa
Bersama rindu yang tak bisa apa-apa
Merelakan adalah memaafkan
Rela juga berarti mengikhlaskan
Segalanya yang lepas dari genggaman
Mulai bisa kurelakan
Namun kenangan selalu saja bertandang
Seakan ingin membuktikan
Yang dulu, sekarang kau rindukan
Yang sekarang, dibuat bimbang
Waktu memutar balik harapan
Tak tahu lagi apa yang harus dilakukan
Desember sudah lama berlalu
Tapi mengapa langit masih saja kelabu?
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Mengapa Langit Masih Saja Kelabu?

ilustrasi sedih (pixabay.com/artbykleiton)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorIrma Desi
Follow Us