[PUISI] Nyala Asa

Mentari redup, jiwaku gugup
Awan menghilang, hatiku tak tenang
Di batas senja, mimpiku patah
Sepi menyergap, takut melahap
Ribuan tanya menyapa
Lalu ku jawab "tak mengapa"
Meski hujan masalah datang menghujam
Hingga harapku hampir tenggelam
Hingga rasa percayaku sempat teredam
Ku dengar suara yang menerkam,
di ujung jalan dan gelapnya malam
Ku anyam sabar, ku tenun mimpi
Berharap akan "menjadi"
Ku hapus duka, ku obati luka
Berharap semua baik saja
Biar perlahan, asal tak henti,
Biar berantakan, asal ku jalani
Biar pendar, asal aku bersinar
Biar susah, asal aku tak pasrah
Sebab ku mengerti,
Nyala asa tak akan pernah mati
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.