Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Nyala Asa

ilustrasi perempuan yang sedang di pinggir pantai (pexels.com/Chama)

Mentari redup, jiwaku gugup

Awan menghilang, hatiku tak tenang

Di batas senja, mimpiku patah

Sepi menyergap, takut melahap

 

Ribuan tanya menyapa

Lalu ku jawab "tak mengapa"

Meski hujan masalah datang menghujam

Hingga harapku hampir tenggelam

Hingga rasa percayaku sempat teredam

 

Ku dengar suara yang menerkam,

di ujung jalan dan gelapnya malam

 

Ku anyam sabar, ku tenun mimpi

Berharap akan "menjadi"

Ku hapus duka, ku obati luka

Berharap semua baik saja

 

Biar perlahan, asal tak henti,

Biar berantakan, asal ku jalani

Biar pendar, asal aku bersinar

Biar susah, asal aku tak pasrah

Sebab ku mengerti,

Nyala asa tak akan pernah mati

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us