Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
shutterstock.com

Pagi ini hangat mentari menyambutku dengan prihatin

Burung gereja kian kemari kocar kacir menghiburku dengan suara kiok kiuk

Tapi lingkaran mata masih menunduk karena menghitam ditelan waktu

Waktu yang membuatku hancur dikepung api cemburu

 

Tapi sadarku bahwa memang tak pantas merindu

Karna ia sendiri pergi tanpa beban di hati lalu bercumbu melepas rindu

Mengapa aku yang terkhianati merasa rugi dan mengurung diri?

Sepertinya aku salah menanggapi masalah sepele ini

 

Tapi pagi ini membuatku sadar tak pantas merindu

Karena hati bukan untuk didua tapi disatu dalam bejana rindu

Rindu yang mengalir dalam desir cinta yang tulus tanpa insan lain juga turut

Dan aku bersyukur sudah lepas dari cinta buta yang mengurungku sepanjang rindu

 

Terimakasih Pagi

Kuharap engkau selalu hadir sebagai inspirasi

Inspirasi yang memberi solusi

Bahwa cinta bukan untuk disakiti

 

Terimakasih Tuhan

Yang masih memberi nafas kehidupan dan jalan yang panjang bagi diri

Sehingga masih bisa ku-mencari insan yang akan disatukan dalam hati dan cinta

Dan berikan juga hamba-Mu  kasih yang tulus tanpa cela untuk menista

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team