Di atas singgasana yang megah
Bertahta sang penguasa berwajah angkuh
Dengan tatapan tajam penuh kuasa
Hatinya beku, walau rakyat gaduh
Lidahnya beracun, katanya menghujam
Tangan berdosa merenggut jiwa
Nafsu berkuasa membuat akal terpendam
Negeri terjerat dalam nestapa penuh kecewa
Namun di balik tembok istana yang tinggi
Api harapan takkan pernah padam
Sampai kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi