Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wajah dengki (pexels.com)

Hiruk pikuk caci maki
Keluar dari mulut si pedengki
Syair-syairnya yang picik
Dapat menelanjangi diri

Seperti hujan menumbuhkan padi
Yang menjadi penyebab banjir
Padinya dimakan dengan lahap
Hujannya dihinakan

Diberikan kehangatan beserta kedamaian pada hatinya yang kosong
Ditopang dan dikuatkan raganya yang begitu rapuh

Tetap saja nuraninya tak sampai
Tak mampu tuk menerima
Walau nyatanya sedang menikmati karunia
Tetap saja durhaka

Apakah harus menunggu waktu bersungkawa?
Atau meratapi penyesalan di akhirat nanti?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team