Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi perempuan sedang mendengar musik (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi perempuan sedang mendengar musik (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Lorong-lorong kelas yang sudah ditinggalkan murid-murid itu,

Penuh dengan melodi yang diputar dari laptopnya

Mulutnya ikut menyanyikan setiap kata dari lirik

Penuh penghayatan; menutup penglihatan dan pendengaran

Dari cerita-cerita yang masih tersisa

Di gedung berwarna serupa langit pada waktu

Yang diisi dengan pengakuan dosa-dosa

 

Berkali-kali ia menyapa,

Orang-orang yang berlalu meninggalkan aroma parfumnya

Menukarkan rasa lelah dengan lambaian tangan

Juga beragam pertanyaan yang memenuhi saku celana kanannya

Menyihir waktu jadi miliknya dan lirik-lirik lagu

Yang ia dikte satu-persatu dengan hati-hati

Mengusir cerita-cerita lalu menjadi dongeng entah milik siapa

 

Ia begitu ramah, semesta

Pada kemarahan yang cepat sekali ia redamkan

Dengan bernyanyi atau sesekali menarik diri

Dari kecewa yang tak bisa ia sembunyikan

Dari mata yang ikut tersenyum ketika sudut bibirnya

Menarik satu garis tipis yang tak pernah tuntas mengukur bahagia

 

Ia perempuan dengan doa-doa paling tulus

Menghapus kecewanya seakan menyerahkan

Melalui sebuah doa sebagai pengantar lupa

Mengantarkan kepulangan dengan senyum

Yang tak pernah ia hilangkan

Meski musiknya telah berhenti pada detik terakhir

Dan lirik-lirik itu semakin memenuhi isi kepala

Yang isinya hanya itu-itu saja

Sungguh, aku ingin bertemu lagi dan berkali-kali

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team