Dengan cergas, puan melintasi jalan
Yang penuh dengan berangkal
Sedang seutas senyuman kentara
Terpoles paksa pada wajah
Yang sarat garis-garis lelah
Mimpi, desakan, peran
Bak menghunjam keras
Menusuk-nusuk pikiran pun perasaan
Hingga kebas sakit lagi sulit
Dan damai hanya ilusi tiada berarti
Ke mana lagi kaki itu berlari?
Meski berdarah-darah
Tapi tegah berhenti
Sayang, kau terpasung resam
Terjebak di ancala kungkungan