Pada batas senja yang kehilangan nama dan warna,
angin menggiring rintik-rintik rahasia menuju cakrawala,
melarungkan kisah-kisah usang ke dalam gulita,
seperti jejak-jejak kaki yang dilupakan pasir waktu.
Dalam sunyi, aku mendengar bisikan yang tak bersuara,
gumam tak berbentuk dari lorong-lorong ingatan yang pudar,
serupa bayang-bayang yang mengendap di cermin kelam,
menatap diri yang tak lagi terikat oleh dunia.
Tiada yang bertanya, tiada yang menghakimi,
sebab hanya aku yang tersisa dalam sunyi yang abadi,
menjaring gema di antara hela napas yang tak tergesa,
meneguk kesepian seperti embun yang turun perlahan.