[PUISI] Salah Sangka

Kau datang dengan langkah tenang
Namun aku menyambutmu dengan prasangka
Kupikir matamu menyimpan dusta
Padahal di sana hanya ada luka
Kita berbicara tanpa benar-benar mendengar
Sibuk menafsir, lupa memahami yang benar
Kata-kata pun menusuk seperti duri
Menyakiti hati yang tak lagi berani
Saat aku menuduh, kau hanya diam
Dalam diam-mu, aku kalah pada pikiran sendiri
Salah sangka tumbuh jadi tembok tinggi
Memisahkan dua hati yang dulu saling mengerti
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

















