Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi merenung (pixabay/Free-Photos)
ilustrasi merenung (pixabay/Free-Photos)

Maafkan aku, diriku
Atas mimpi yang mati sebelum dapat terpenuhi
Kalah oleh mulut di luar sana dan lemahnya diri ini

Maafkan aku, diriku
Menjadi terabaikan untuk yang belum tentu sepadan
Juga suatu hal yang sering disebut tak enakan

Maafkan aku, diriku
Karena selalu menahan yang mengganjal di dada
Demi menjaga hatinya, meski bibir ingin berkata

Maafkan aku, diriku
Yang tak membiarkan orang lain masuk
Walau di kepala sudah terlalu menumpuk

Maafkan aku, diriku
Yang selalu ingin berdiri di atas kaki sendiri
Namun tak sadar kadang masih wara-wiri

Maafkan aku, diriku
Jika terlalu keras menghakimi
Belum bisa menghargai apa adanya diri ini

Maafkan aku, diriku
Yang masih bersandar pada takut dan ragu
Belum bisa bertindak hanya atas kehendakmu

Maafkan aku, diriku
Semoga esok masih akan kembali
Dan kemarin tak kan terulang kembali

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorIrma Desi