Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Selamat Berakhir Malam

Ilustrasi orang di pantai (pexels.com/Engin Akyurt)

Kepada doa pukul empat lewat lima puluh enam

Datang kembali membawa potongan lain dari tahun lalu

Yang hangus dibakar tragedi

Pelarian kesunyian dari kematian

Sebuah perbincangan panjang milik orang-orang susah tidur

Yang menitipkan cerita ketika malam diam

Memihak mereka yang bersalah

 

Di balik kaca jendela yang tak lagi mempersilakan angin malam bertamu

Di ruang berukuran 2x2 meter

Tempat kami bersemayam dan meramu kata

Kadang juga berhitung angka, mengupas kisah lama, seakan ada bisikan,

“Selamat malam kerinduan”

Gemuruh minta perhatian dari sudut bola matanya

Yang menyapu isi kota dan menyerap cahaya

 

Dewasa ini, kami melangkah pelan-pelan

Kadang menuju tempat kerja; menyetorkan isi kepala

Yang bagiannya lebih banyak dikuasai tagihan sekolah adik

Dan daftar belanja bulanan

Kadang pula kami meninggalkan satu tempat dengan hati-hati

Tak bersuara, hening sekali

Mencari jalan lain yang tak membuat kami berpapasan dengan luka-luka kota

 

Liarnya langkah kami, menggerakkan diri

Mencari nama di ceruk dadamu yang lapang;

Sebuah tempat bersemayam dan menyemayamkan luka-luka

Yang penawarnya ada di dinding kiri dadamu

Kepada masa kecil yang bersemayam di kepala yang tak selapang hati ibu

 

Kami terus memulai perjalanan dari mencari sesuatu

Yang barangkali tersembunyi

Di balik bangunan-bangunan yang senyap mengajak kami berputar

Dengan ketiadaan atau pengeras suara

Terdengar membuka kesedihan lewat kabar duka

Yang tak pernah diinginkan beritanya, bagi keluarga

Bagi alam semesta yang akan kehilangan populasinya

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gabriella Adisya
EditorGabriella Adisya
Follow Us