[PUISI] Selamat Berakhir Malam

Kepada doa pukul empat lewat lima puluh enam
Datang kembali membawa potongan lain dari tahun lalu
Yang hangus dibakar tragedi
Pelarian kesunyian dari kematian
Sebuah perbincangan panjang milik orang-orang susah tidur
Yang menitipkan cerita ketika malam diam
Memihak mereka yang bersalah
Di balik kaca jendela yang tak lagi mempersilakan angin malam bertamu
Di ruang berukuran 2x2 meter
Tempat kami bersemayam dan meramu kata
Kadang juga berhitung angka, mengupas kisah lama, seakan ada bisikan,
“Selamat malam kerinduan”
Gemuruh minta perhatian dari sudut bola matanya
Yang menyapu isi kota dan menyerap cahaya
Dewasa ini, kami melangkah pelan-pelan
Kadang menuju tempat kerja; menyetorkan isi kepala
Yang bagiannya lebih banyak dikuasai tagihan sekolah adik
Dan daftar belanja bulanan
Kadang pula kami meninggalkan satu tempat dengan hati-hati
Tak bersuara, hening sekali
Mencari jalan lain yang tak membuat kami berpapasan dengan luka-luka kota
Liarnya langkah kami, menggerakkan diri
Mencari nama di ceruk dadamu yang lapang;
Sebuah tempat bersemayam dan menyemayamkan luka-luka
Yang penawarnya ada di dinding kiri dadamu
Kepada masa kecil yang bersemayam di kepala yang tak selapang hati ibu
Kami terus memulai perjalanan dari mencari sesuatu
Yang barangkali tersembunyi
Di balik bangunan-bangunan yang senyap mengajak kami berputar
Dengan ketiadaan atau pengeras suara
Terdengar membuka kesedihan lewat kabar duka
Yang tak pernah diinginkan beritanya, bagi keluarga
Bagi alam semesta yang akan kehilangan populasinya