Perempuan disuruh teliti, katanya itu “kelebihan,”
padahal cuma alasan murahan
agar lelaki bisa lolos dengan kerja setengah jalan.
Di rumah ditagih belajar masak, demi suami yang entah siapa,
sementara adik lelaki cukup duduk bersila
dan dunia tetap menepuk pundaknya.
Setara itu ilusi;
laki-laki diberi panggung, perempuan dipaksa buktikan diri.
Dan yang paling kejam adalah: mereka tahu, tapi pura-pura tak peduli.