Di antara puing mimpi yang runtuh
Dan langit yang enggan lagi biru
Ada secercah nyala yang tak luruh
Meski kecil, ia tak pernah jemu
Langkah-langkah gemetar di tanah retak
Mata menatap kosong, hati pun remuk
Namun di dada yang luka dan sesak
Masih berdenyut harap yang tak pupuk
Bukan tentang janji yang dulu mekar
Bukan juga tentang tawa yang kini pudar
Tapi tentang sisa cahaya yang bersinar
Meski tertutup awan yang liar
Karena di ujung malam yang paling kelam
Selalu ada fajar, pelan, diam, dan pasti