Hamparan biru menjadi saksi bisu
Manusia dalam kubangan ekspektasi
Yang patah oleh realita kelam
Tenggelam berseru pada bungkam
Patah tanpa luka berdarah
Sepasang mata tak mampu menjamah
Kau yang sempat terbuai rayuan resah
Remuk tanpa berani menulis kembali kisah
Tenang saja, semesta punya cara romantis menjawab
Setiap patah akan tumbuh
Dan kau tak selamanya menikmati romansa usang
Kau tak percaya?
Sungguh, Tuhanmu tahu cara mengembalikan lebih utuh
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Tak Selamanya Patah

ilustrasi traveling (pexels.com/Oleksandr P)
Intinya sih...
Puisi menggambarkan patahnya harapan manusia oleh realita kelam
Setiap patah akan tumbuh, semesta punya cara romantis menjawab
Tuhan memiliki cara untuk mengembalikan lebih utuh daripada sebelumnya
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorAgsa Tian
Follow Us