Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Waktu Terjebak Hujan

ilustrasi hujan (pixabay.com/Pexels)
ilustrasi hujan (pixabay.com/Pexels)

Datang sendiri di tempat yang ramai orang dengan pasangannya
Ah, rasanya sudah bosan dengan perasaan anehnya 
Semua kini terasa normal ketika aku menyusuri lorong gemerlap lampu toko
Yang mana semua sibuk menikmati quality time bersama orang yang disebut jodoh

Aku? Kenapa perlu bertanya lagi jika sedari awal sudah tahu rima ini akan dibawa ke mana
Hujan di luar kini memaksa untuk tinggal bersama dengan mereka yang berdua 
Tampaknya cuaca memaksaku untuk melihat keromantisan sepasang anak manusia
Sedangkan aku masih saja sibuk mencari dia yang sibuk mendua

Hujan datang tiba-tiba seperti kamu yang pergi dengan sengaja
Di malam hari saat aku terlelap, di saat diri tak mampu berbuat apa-apa 
Kamu pergi dengan meninggalkan sejuta kenangan yang siap menghujam nestapa
Sampai aku takut, hujan akan kembali membawa kenangan lara

Namun, tampaknya aku sudah berdamai dengan hujan
Seberapa derasnya dan walau diiringi suara petir bersahutan
Semua perasaan larut dalam satu kata keheningan
Hujan, bisakah kamu membawa dia kembali ke pembaringan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Laurensius Aldiron
EditorLaurensius Aldiron
Follow Us