[PUISI] Bahagia Tidak Harus Sempurna
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kupandang barisan awan membentang
Kulihat sekilas kedamaian terpampang
Siluet wajahmu sesaat terbayang
Kupalingkan tatapan agar tidak terkenang
Caramu mencintaiku bagai pisau bermata dua
Manis serasa gula-gula asmara
Juga pahit kelat bagai buah Maja
Lembut menggoda bermuara siksa
Angan diri terhuyung samudera rasa
Aku yang terbuai terkulai
Pedoman hidup kusimak tanpa saksama
Jati diri meninggalkan nurani
Detik berlalu tanpa terasa
Kesempurnaan lenyap sepi bagai ilusi
Kisah asmara berbalut dusta
Menghantui dan meninggalkan tragedi
Kisah romantis berakhir tangis
Bahagia sirna entah kemana
Nestapa menjemput dengan bengis
Kosong jiwa pikiran hampa
Menerawang menembus dimensi
Batas indera manusia terlewati
Membuka tabir sisi tersembunyi
Untuk menemukan jati diri
Masa berganti dan kini kau kembali
Memeluk dan membangun harmoni simfoni
Lidahku tercekat tak mampu mendebat
Pesonamu tetaplah tertambat
Aku tiada peduli
Meski kembali kau sakiti
Karna kutahu
Tak selamanya langit kelabu
Tak selamanya cintamu palsu
Berharap pada janji bersama
Melalui masa sampai kita menua
Baca Juga: [PUISI] Tampak Palsu
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.