[PUISI] Sewindu Selalu Rindu?

Lahir dan mencintaimu

Dalam pada ruang resah
Raga teramat dingin
Apakah hujan teramat basah?
Terlampau beku ditambah deru angin

Kau menatap dengan tajam
Bukan tajam, melainkan teduh, bukan, itu bukan teduh
Runtuh, iya runtuh, karena ditemani air mata jatuh
Hatiku tersentuh menghilanglah ego kukuh

Aku berdiam selama sewindu menahan rindu
Bukan hanya itu, semenjak lahir aku tahu kau milikku
Bukan milik dia, dia ataupun dia
Hanya untukku, milikku, tentu dengan restu-Nya

Rindukanlah aku sayang, peluk aku jangan hilang
Kemarilah sayang, dekap aku dalam hangat nan gelap
Tak perlu lagi cahaya untukku
Karena temaramku, terhapus oleh warna pelangimu

Sewindu merindu?
Lebih! Karena sejak aku lahir, aku telah jatuh cinta padamu

Baca Juga: [PUISI] Terjebak

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Riza AA Photo Verified Writer Riza AA

Pria yang ingin berkarya. Ig: @faruqrizaal

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya