[PUISI] Bait-Bait Pecundang

Pecundang di balik tunduk

Ning, aku ingin mengadu ke dalam
pergumulan matamu.
Lebih lama lagi sampai kau menutup
mata selama-lamanya.

Ning, lagi dan lagi
aku ingin menyayat sepi
dalam pupilmu.
Aku ingin merengkuh
tubuhmu yang diam-diam ringkih.

Sekali lagi,
kuingin muram durjamu
kelak kau bagi.
Aku ingin hanya akulah 
yang terpilih.

Tidak!
Tampaknya aku terlena.
Banyak pinta tanpa tahu diri
bahwa akulah si bahlul.
Benar, akulah pecundang
di balik tunduk.
Enggan menelanjangkan diri yang
sebenar-benarnya.

Sudah kutahu mata adalah utusan hati.
Namun, tidak seperti itu.
Rupanya, mataku sama
dungunya dengan otakku.

 

Baca Juga: [PUISI] Bukan Rumah

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Sella Septia Photo Writer Sella Septia

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya