[PUISI] Bait-Bait Pecundang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ning, aku ingin mengadu ke dalam
pergumulan matamu.
Lebih lama lagi sampai kau menutup
mata selama-lamanya.
Ning, lagi dan lagi
aku ingin menyayat sepi
dalam pupilmu.
Aku ingin merengkuh
tubuhmu yang diam-diam ringkih.
Sekali lagi,
kuingin muram durjamu
kelak kau bagi.
Aku ingin hanya akulah
yang terpilih.
Tidak!
Tampaknya aku terlena.
Banyak pinta tanpa tahu diri
bahwa akulah si bahlul.
Benar, akulah pecundang
di balik tunduk.
Enggan menelanjangkan diri yang
sebenar-benarnya.
Sudah kutahu mata adalah utusan hati.
Namun, tidak seperti itu.
Rupanya, mataku sama
dungunya dengan otakku.
Baca Juga: [PUISI] Bukan Rumah
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.