[PUISI] Ardi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dinding astakona ialah sang pirsawan
Kala manik milikku tertaut dengannya
Ku tatap lamat-lamat gurat parasnya
Dalam diam,
Harap rengkuh dan dekap takkan pupus
Tujuh purnama berlalu dengan kandas
Dalam penantian hampa tanpa rupa
Kini tertinggal sesak yang mendesak
Pula pelik yang mencekik retak
Tergeletak
Terjebak delusi dalam benak
Tentu saja,
Tak mungkin aku serupa ancala bagi ardi
Tak mungkin pula aku sang bena bagi bahari
Takkan jua menjadi mentari bagi dahina
Karena aku,
Ialah butir butala tanpa daya
Ialah tirta yang dihempaskannya
Juga aku ialah mega yang diharapnya musnah
Sedang kami ialah ambang tanpa pijak
Bertaut tanpa dekap
Delusi
Baca Juga: [PUISI] Sebuah Puisi untuk Arga
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.