[CERPEN] Sumpah si Pahit Lidah

Meraih kebijaksanaan kata-kata 

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh perbukitan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Adi. Ia dikenal sebagai "si pahit lidah" karena kebiasaannya yang suka berkata dengan tajam dan pedas. Namun, di balik sikapnya yang tegas, Adi memiliki hati yang baik dan sumpah yang tersembunyi.

Suatu hari, Adi bertemu dengan orang tua bijak di bawah pohon rindang. Orang tua itu tersenyum dan berkata, "Adi, ada kekuatan luar biasa dalam kata-katamu. Namun, ingatlah bahwa kata-kata juga bisa melukai. Berhati-hatilah dalam menggunakan lidahmu."

Adi menatap tua itu dengan heran. "Apa maksudmu, Tuan?"

Orang tua itu menjawab dengan bijaksana, "Adi, aku akan memberimu sebuah sumpah. Sumpah ini akan mengajarkanmu untuk mengontrol dan menggunakan kata-katamu dengan bijak. Dalam setiap kalimat yang kau ucapkan, ada kekuatan untuk membawa kedamaian atau konflik."

Adi tertarik dan berkata, "Baiklah, Tuan. Aku menerima sumpah itu. Ajarkanlah padaku."

Orang tua itu mengambil sehelai daun kering dan memberikannya pada Adi. "Ambil daun ini dan letakkan di lidahmu. Ia akan mengingatkanmu setiap kali kata-katamu ingin keluar dengan pahit dan pedas. Gunakan lidahmu untuk menyebarkan kebaikan dan kebijaksanaan."

Adi menerima daun kering itu dengan tulus. Ia meletakkannya di lidahnya dan merasakan getaran yang aneh dalam dirinya.

Beberapa bulan berlalu, Adi menjalani hidupnya dengan berpegang pada sumpah itu. Ia belajar untuk berbicara dengan penuh perhatian, mendengarkan dengan hati, dan memilih kata-kata yang membangun.

Suatu hari, Adi berada di pasar desa. Ia melihat sekelompok anak-anak berkelahi dan saling menyakiti dengan kata-kata kasar. Adi melangkah maju dan berkata dengan lembut, "Hai, anak-anak. Apa yang kalian lakukan? Apakah kata-kata pedas ini membuatmu bahagia?"

Anak-anak itu terdiam dan menatap Adi dengan heran. Salah satu dari mereka berkata, "Kami tidak bahagia, tetapi kami tidak tahu cara lain untuk mengekspresikan kemarahan kami."

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Adi tersenyum dan menjawab, "Kata-kata memiliki kekuatan yang besar, baik untuk menyakiti maupun menyembuhkan. Saya mengajak kalian untuk berjanji menggunakan kata-kata dengan bijaksana. Kita bisa menyelesaikan masalah dan menyampaikan perasaan tanpa melukai satu sama lain."

Anak-anak itu saling pandang, kemudian mengangguk dan berjanji untuk mengubah cara mereka berbicara. Adi merasa bangga melihat dampak kecil yang ia buat dengan sumpahnya.

Dari hari itu, Adi terus menjalani kehidupannya dengan penuh kebijaksanaan dan kepedulian. Ia menjadi teladan bagi orang-orang di desanya dalam menggunakan kata-kata dengan bijak. Adi membantu mengajarkan mereka cara berkomunikasi yang lebih baik dan membangun hubungan yang harmonis.

Tidak hanya itu, Adi juga melanjutkan perjalanannya untuk menyebarkan pesan tentang kekuatan kata-kata bijak ke desa sekitar. Ia berbagi cerita tentang sumpah "si pahit lidah" dan mengajarkan orang-orang tentang pentingnya mengendalikan lidah mereka.

Di setiap dialog yang ia lakukan, Adi selalu menyisipkan kearifan dan nasihat yang dapat membantu orang lain menemukan cara berbicara yang lebih baik. Ia meyakinkan mereka bahwa dengan mengubah pola komunikasi, mereka dapat memperbaiki hubungan dengan orang lain dan menciptakan lingkungan yang lebih positif.

Ketika Adi kembali ke desanya setelah perjalanan panjangnya, dia disambut dengan hangat oleh penduduk desa. Mereka melihat perubahan yang terjadi pada Adi dan merasakan dampak positif yang telah ia bawa ke dalam komunitas mereka.

Dalam setiap percakapan yang ia lakukan, Adi menggunakan kebijaksanaan dan empati untuk memahami perspektif orang lain. Ia membangun hubungan yang lebih baik dan mengatasi konflik dengan kata-kata yang bijak dan penuh kasih.

Sumpah "si pahit lidah" telah mengubah hidup Adi dan juga hidup orang-orang di sekitarnya. Adi menyadari bahwa kekuatan kata-kata dapat menjadi alat yang kuat untuk membangun atau merusak. Dengan menjaga sumpahnya, Adi membawa kebaikan dan kedamaian ke dalam kehidupannya dan masyarakat sekitar.

Hingga akhir hayatnya, Adi terus menerus mengamalkan sumpahnya dengan penuh ketulusan dan kesadaran. Dia menjadi sosok yang dihormati dan dijadikan teladan bagi generasi mendatang tentang pentingnya menggunakan kata-kata dengan bijak. Kehidupannya menjadi bukti bahwa satu sumpah kecil dapat memberikan dampak yang besar dalam menciptakan perubahan positif di dunia ini. 

Baca Juga: [CERPEN] Perihal Nujum

Mulya Photo Writer Mulya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya