''Kalau main ini, kata orang bisa menjadi kaya,'' seru Borak.
Nama aslinya Budi Darmawan, tetapi akrab disapa Borak, kependekan dari botak tengkorak. Ia memang botak, kurus, dan wajahnya menyerupai tengkorak. Temannya, Herman Sutarjo, dipanggil Bocel alias botak celaka karena sering dianggap pembawa sial.
''Eh, Borak, memang otak kau sampai main begini? Kukira otak kau cuma bisa main kelereng,'' ledek Bocel sambil mengaduk kopi.
''Otakku sampailah! Saya ini lulusan SD elit yang anak-anaknya cerdas seperti aku. Zaman sudah modern. Cara mainnya tinggal cari di internet,'' balas Borak, menunjukkan situs judi togel online bernama Tolol Hoki888 dengan slogan bombastis, ''Dijamin Anda Pasti Hoki Sampai Mati.''
Borak segera mencari panduan ''cara cerdas main togel online.''
Langkah pertama, kamu harus punya uang minimal Rp50.000,00 atau Rp500.000,00 agar lebih nyaman. Borak panik, ia mengobrak-abrik isi dompet dan buku tabungan. Total uangnya hanya Rp10.000,00. Ia menoleh ke Bocel yang masih santai.
''Cel, pinjam uangmu seratus ribu saja. Kalau menang, kau nanti kutraktir kopi di kafe mahal. Eh, tidak, kalau aku menang, aku belikan kau kafenya sekalian!'' rayu Borak penuh harap.
''Tidak! Aku tidak mau ketularan apesmu. Mau dapat ratusan juta pun tidak bakal kupinjamkan,'' tolak Bocel dingin.
''Awas kau! Kalau aku menang, jangan merengek minta utangan, tidak bakal aku kasih!'' ancam Borak, wajahnya memerah padam.
Borak berpikir keras mencari uang. Matanya tertuju pada sepeda abangnya yang terparkir. Sambil tersenyum, ia langsung membawa sepeda itu ke tukang loak. Uang hasil penjualannya, sebesar Rp500.000,00, segera ia transfer menjadi deposit.
Borak kembali di depan komputernya. Ia membaca langkah selanjutnya. Langkah kedua, cari situs terpercaya. Jangan sampai tertipu. Bocel mendekat. Borak tetap memilih situs Hoki888. ''Hati-hati! Itu namanya saja yang hoki. Judi mana ada yang hoki? Nanti kalau kau buntung, bisa susah setengah mati,'' kata Bocel sambil tertawa.
''Ah, sok tahu kau,'' sahut Borak kesal.
Langkah keempat, perhatikan angka yang dipilih. Borak mencoret-coret kertas, pura-pura membuat rumus rumit. Namun, karena ragu, ia menghapus nomor perhitungannya dan mengganti dengan angka asal-asalan yang muncul di kepalanya.
''Otak kau makin rusak, Borak,'' kata Bocel sambil tertawa.
''Otak kau tak sampai. Ini perhitungan tingkat tinggi pakai wangsit mana ngerti kau,'' kata Borak dengan marah.
Langkah kelima, jangan memasang dalam jumlah banyak. Borak awalnya memasang Rp10.000,00, lalu ragu, dan akhirnya memasang Rp50.000,00. Bocel menggeleng-geleng kepala dan memutuskan pulang karena sudah malam.
Borak membaca langkah terakhir, kalah dan menang itu biasa. Langkah itu memotivasinya. Ia terus bermain dari hari ke hari meski sering kalah. ''Tidak menyerah'' menjadi kata-kata yang diucapkan melihat layar merah dengan tulisan ''Anda Kalah.''
''Semangat! Tidak menyerah, hari ini kita menang!'' teriak Borak pada dirinya sendiri.
''Semangat kok judi. Semangat itu kerja keras. Betul-betul tolol, kena tipu kok semangat,'' ejek Bocel.
Sampai akhirnya, Borak kalah telak. Isi rekeningnya habis tanpa tersisa. Ia dalam keadaan panik karena rasa adiksi terhadap togel online membuatnya gatal. Ia sedang mencari barang lain untuk dijual. Tiba-tiba saja abangnya pulang dari merantau dan mencari sepeda kesayangannya.
''Borak! Kau tidak lihat sepedaku di mana?'' tanya abangnya.
''Tidak tahu, Bang. Saya juga tidak pernah lihat,'' jawab Borak dengan wajah takut.
''Tidak, Bang! Borak bohong! Ia jual sepeda Abang ke tukang loak untuk main togel online!'' seru Bocel.
Abang Borak langsung marah. Tanpa basa-basi, Borak langsung dihadiahi tendangan putar. Setelah hari itu, Borak kapok dan terpaksa bekerja sebagai pegawai minimarket untuk mengganti sepeda abangnya. Sampai akhir hayatnya, ia ketakutan untuk bermain judi online.
