[PROSA] Di Perantauan: Tentang Bahagia dan Rindu yang Bersisa

Kebahagiaan memang sesederhana itu

Di antara gemerlap kota, ingar bingar manusia yang beradu nasib, dan dinginnya malam yang menusuk tulang, senyuman itu tak henti mengembang (di sana). Wanita dan laki-laki paruh baya lantas merapal doanya, bagai membius setiap kesakitan, keresahan, kegelisahan, juga lara. Wanita dan laki-laki paruh baya itu lantas mendekatkan wajahnya ke layar, memandang setiap asa dan mimpi yang masih terpacak di wajah merona. Kesejukan pun menjalar, membasuh tiap-tiap peluh dan penat yang tiada berkarat, menyapu cemas yang kerap berkunjung memenuhi pikiran sebelum akhirnya menjelma bayangan menakutkan.

Sedang (di sini) sesosok manusia belia terus menatap lekat, tersenyum tipis, meluruhkan ego juga sedu sedan yang sempat berkelindan. Sejenak, tak ingat lagi perihal disakiti dan dilukai. Sesaat, lupa akan dihinakan dan direndahkan. Sebab, kerinduan telah terbayar meski bersisa, setidaknya untuk hari ini, setelah perjalanan yang terasa panjang berhasil dilewati. Memang sesederhana itu. Sesederhana melihat sepasang manusia yang membuatnya dapat merasakan nikmat Tuhan; membuatnya menyadari bahwa ia amat bernilai untuk terlahir mengicipi semesta lantas mengarunginya, membuatnya mampu memaknai hidup dan mati. Memang sesederhana itu. Sesederhana mencintai dan dicintai.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Manusia belia itu kemudian melambaikan tangannya. Sudah larut malam, katanya, meski rindu masih menyelami hati dan tak akan ada hentinya; tak apa, biar waktu yang kembali berkisah perihal orang-orangnya. Terakhir, ia menyeka ujung matanya, bukan karena habis menangis pilu, melainkan karena kebahagiaan yang menderu.

"Maka doakan, wahai Ayah, Ibu: agar aku mampu melalui jalanku, agar aku kuat melangkah sejauh harap semesta, agar aku bisa memeluk dengan ikhlas segala nestapa, agar aku dapat merengkuh asa di antara kadar yang kupunya".

Baca Juga: [PROSA] Ramuan Senandika Kerinduan

Riani Shr Photo Verified Writer Riani Shr

Menulis adalah salah satu upaya menyembuhkan yang ampuh.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya