[PROSA] Ramuan Senandika Kerinduan

Perihal rindu, siapa yang tak ingin temu?

Malam ini dengan ditemani cahaya rembulan aku kembali menarik napas dalam. Bulan dan bintang-bintang tampak memberiku sekat, membuat yang sudah jauh kembali terjerat dan terikat. Perlahan, kenangan lalu kembali menjajaki pikiranku, mengundang hadir sosokmu yang sudah berlalu. Andai kau tahu, hingga detik ini ragamu masih menjadi pemilik sah seluruh perasaanku. Padahal, aku tahu jiwamu selalu batu. Hanya saja perasaanku tak pernah runtuh.

Malam berikutnya terasa semakin berat, tentu saja merindukanmu tak pernah membuat hatiku penat. Semenjak kepergianmu yang tak pernah kuingin itu, kesendirian tak henti-hentinya mengusik ketenanganku. Tentu saja sudah kucoba yang kau pinta asal kau tahu perihal melupakan bukanlah perkara yang mudah. Kau selalu berhasil jadi yang terindah, tak peduli seberapa banyak kalimat kasar yang kau suratkan padaku di tengah derita.

Bersamaan dengan embusan angin, kucoba tuk merangkai ingin. Meramu setiap kata yang selalu tertuju padamu. Bertahun lamanya kita tak pernah jumpa, namun, perasaanku masih tetap sama seperti baru kemarin aku menatap mata teduhmu, beriringan dengan lagu-lagu candu yang menjejali kupingku, satu yang selalu ingin kutahu, bagaimana kabarmu?

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Buku yang kau pinjam hari itu, aku selalu berharap tak benar-benar hilang seperti yang kau bilang semoga masih tersimpan walau selalu terbungkam. Anggap saja itu pemberian dariku, senang rasanya mengetahui kau menyukai buku milikku walau sekali lagi bukan ragaku. Tolong katakan saja padaku, apa yang kau mau agar aku tahu isi hatimu. Kau mau apa? Mendengar dongeng bualan dariku atau bermain dadu denganku? Semua akan kulakukan asalkan kau mau pulang.

Sialnya, aku terlalu tenggelam dalam prosa dan puisi hingga tak menyadari semua hanya mimpi. Anganku terlalu sendu dan kini terlanjur semu. Perjalananku sudah jauh, namun, hingga detik ini kabarmu yang selalu kutunggu. Kau tahu, semesta seperti tak berpihak padaku. Dia tak memberiku izin untuk menemuimu padahal aku sudah cukup banyak merindu. Tenang saja, doa syahdu dariku akan selalu terlantun untukmu. Semoga kau panjang umur dan sehat selalu.

Baca Juga: [PROSA] Saat Laut Tertidur

Reine Biyu Photo Verified Writer Reine Biyu

A writer who like movie and novel!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya