[CERPEN] Kisah si Kecil di Musim Salju (Bagian 1)

Peri itu nyata atau tidak, ya?

Badai salju menyelimuti Desa Frost selama beberapa hari. Banyak warga yang tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Tak terkecuali seorang gadis kecil bernama Irish yang saat ini duduk di samping jendela sambil memasang wajah cemberut. Neneknya yang melihat tingkah lucu Irish kecil hanya bisa menggelengkan kepala.

“Irish, mau sampai kapan kau di situ?” tanya si nenek lirih.

Irish menatap neneknya sekilas sebelum kembali menatap jendela. Pipinya menggembung tanda kesal. Namun, di mata sang nenek malah terlihat lucu.

“Nenek, aku bosan di rumah terus. Ingin main sama teman,” rengeknya sambil menatap sang nenek.

“Bersabarlah. Badai pasti segera usai,” ucap sang nenek dengan nada lembut.

Irish melihat sang nenek masuk ke dapur. Ia bangun dari duduknya dan hendak pergi keluar. Namun, sesuatu menarik atensinya. Mata biru bak kelereng itu melihat sebuah buku yang sedikit usang tergeletak di meja ruang keluarga.

“Buku apa ini?” tanya Irish setelah mengambil buku tersebut.

Sampul berwarna biru usang dengan gambar kristal salju. Irish membuka dan mulai membacanya. Melupakan niat awal untuk kabur dari rumah. Satu jam berlalu, ia menutup buku tersebut dan memasang wajah penasaran.

“Irish, makan siang sudah siap,” panggil sang nenek dari dapur.

“Baik, Nek!”

Irish meletakkan buku yang berjudul Den Lille Från Snöskogen itu di samping jendela, lalu pergi ke dapur menyiapkan makan siang.

“Nenek, nenek, Irish ingin tanya. Peri itu nyata atau tidak?” tanya Irish polos.

Neneknya yang mendengar hal itu hampir tersedak makanan. Dirinya menatap sang cucu yang masih menunggu jawabannya.

Ekhem, Irish tahu peri dari mana? Irish membaca buku nenek, ya?” tanya balik si nenek.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

“Hehe ketahuan, ya?” ucap Irish salah tingkah.

“Kalau Irish ingin tahu, pergilah ke hutan belakang rumah,”

“Apa Irish bisa melihat peri di sana?” tanya Irish lagi.

“Tidak. Tapi Irish akan mendapatkan sesuatu yang menakjubkan di sana”

Selesai makan siang, Irish kembali pergi ke ruang keluarga untuk menatap badai salju lagi. Namun, hal menggembirakan tengah dialaminya. Badai salju reda. Menyisakan hamparan salju yang menutupi halaman rumah Irish.

“Nenek, badai salju sudah reda. Irish boleh pergi main?” tanya Irish.

Neneknya yang sedang mencuci piring menyaut mengiyakan.

“Tapi hati-hati, ya!”

“Baik, nenek. Irish pergi dulu,” pamitnya sambil mengenakan sarung tangan dan jaket tebal.

Irish berlarian di atas hamparan salju. Bermain dan bergembira bersama teman-temannya. Hingga waktu menjelang sore. Satu per satu teman Irish pulang ke rumah. Menyisakan Irish yang masih bermain boneka salju.

“Oh, iya, aku baru sadar ini hutan belakang rumah,” ucap Irish ketika menatap sekumpulan pohon berselimut salju.

“Aku ingin tahu, peri itu ada atau tidak”

Bersambung.

Baca Juga: [CERPEN] Kisah si Kecil di Musim Salju (Bagian 2)

Nana Lilian Photo Writer Nana Lilian

"Mewujudkan seluruh imajinasi dalam bentuk tulisan"

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya