Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PROSA] Malam Bisu yang Menyimpan Rindu

Ilustrasi bulan (Luciano Pinheiro/Paxels.com)

Di bawah langit kelam yang tak bertepi, aku duduk menatap kosong. Ada banyak yang ingin kutuangkan, tetapi kata-kata seolah terbentur oleh bisu malam. Sepi merayap dalam diam, seperti kabut yang memenuhi ruang-ruang hampa di kalbuku.

Angin malam menyentuh lembut, seakan ingin menenangkan kerinduan yang menggantung. Tetapi semakin halus ia membasuh tubuhku, semakin aku terseret ke dalam pusaran kenangan—tentang senyumanmu, tatapan yang dulu selalu membawa hangat. Ada luka kecil yang kutemukan di sana, yang tak pernah sembuh meski waktu terus melaju.

Pernahkah kau merasa bahwa jarak bukan sekadar ruang yang memisahkan?

Bahwa waktu yang mengalir hanya membuat bayanganmu semakin samar, tapi tak pernah benar-benar hilang. Aku tak tahu mengapa bayanganmu begitu setia berdiam di ruang kepala. Menyelinap dalam mimpiku, hadir tanpa undangan, mengingatkan bahwa di antara semua kenangan yang kulalui, kau adalah yang paling sulit kulepaskan.

Malam semakin pekat, bintang-bintang seperti terperangkap dalam keheningan. Dan aku, terjebak dalam malam yang tak menawarkan jawaban. Barangkali, ini adalah penggalan cerita yang tak perlu akhir. Aku akan terus mencari sosokmu di antara angin, menunggu tanpa tahu apakah kau akan kembali, atau hanya tinggal sebagai kenangan yang mendalam.

Begitulah—kegalauan yang tak bernama, merenggut hatiku, menggantung seperti awan yang tak kunjung tumpah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us