Satu hari itu aku mondar-mandir
Bola mata ikuti jarum jam nan mahir
Telunjukku bergerak, aku bak penyihir
Sabtu tersingkir, Minggu pun bergulir
Kini senyum empat jari tak lagi kikir

Kau berhasil menjelma seorang sopir
Di kehidupanmu yang terasa getir
Sukacita dalam kata indah di bibir
Di bait puisi, kuucapkan selamat lahir
Anak menjelma kawan debat kusir
Bila kau mampir, cukup nyengir