[NOVEL] Eartshine - BAB 5

Penulis : Suarcani

"Enak banget studi banding lo ke Thailand, tahun kemarin kita cuma ke Bali," keluh Mila sambil mencocol potongan kentang ke saus. Kami sedang berada di kantin. Waktu istirahat yang mepet ini kumanfaatkan untuk makan sekaligus menyelesaikan artikel.

Mayang mengiakan. "Ih, bener. Gue udah belasan kali ke Bali, sampai bosen tahu!"

"Kalau gue sih ke mana-mana asyik aja, yang penting sama Pak Alvin," sahut Susan, seperti biasa dengan desahan mesumnya.

Aku berhenti mengetik untuk memberi Susan tatapan jijik. Mila bahkan sampai mengoleskan saus sambal yang ada di piringnya ke bibir Susan. Susan memekik kesal, membuat orang-orang di kantin menoleh heran.

Mereka ini masih saja suka nongkrong di kampus padahal kuliah hari ini sudah usai. Alasannya sih cari inspirasi untuk mengetik bab 3. Padahal, aslinya mereka mumet ditanyain progress skripsi sama orang-orang rumah.

"Abisin dulu deh makanan lo, ngetiknya belakangan!" pinta Mayang saat melihatku mengetik sambil makan.

"Mepet nih, topiknya lagi tren, artikel gue harus cepat submit biar nggak keduluan yang lain," sahutku.

"Kemarin gue ketemu pacar lo, Lan. Mukanya item banget," kata Mila. "Tapi anehnya kok tetap cakep, ya?"

"Biasa, pacar teman kadang kelihatan emang lebih cakep ketimbang pacar sendiri, makanya banyak yang suka nikung," sahut Mayang.

"Iya, tapi bagi gue, pacar siapa pun itu, apalagi pacar lo, Lan, tetap aja yang paling cakep di mata gue itu ya Pak Alvin," lanjut Susan.

Kami bertiga berseru, padahal dalam hati bisa saja setuju. Yah, biar seru aja sih sebenarnya. Pertemanan itu nggak keren kalau nggak ada acara ejek-mengejek.

"Eh, itu si Fajar," celetuk Mila sambil menunjuk ke pintu kantin. "Celingukan, kayaknya nyariin lo deh, Lan."

Aku menoleh, langsung tegang saat teringat dengan ketikan yang belum selesai. Gawat, jika Fajar melihatku kerja sambil makan, dia bakal cerewet lagi.

"Muka lo itu kayak pedagang asongan lihat satpol PP aja," celetuk Susan sambil tertawa. "Curiga gue kalau lo tuh pacaran nggak pakai cinta sama dia."

"Berisik!" gerutuku.

"Gue tuh pengalaman urusan begituan, Lan," sahut Susan. "Mana ada cewek yang ketika cowoknya datang malah punya tampang mau sembunyi kayak lo. Iya, kan?" tanyanya meminta persetujuan Mila dan Mayang.

"Bukan gitu. Kalau dia lihat gue makan sambil kerja, cerewetnya kambuh lagi. Malas gue dengarnya." Entah kenapa, aku merasa perlu menjelaskan sesuatu sama mereka. Meskipun dalam hati, aku merasa perkataan Susan masuk akal.

Susan sih ketawa saja, meski nadanya terdengar menyindir di telingaku. Sementara Mila melambai pada Fajar untuk memberi tahu cowok itu tentang keberadaanku.

"Ih, ada Pak Alvin juga tuh," seru Mayang sambil menunjuk sudut lain kantin, tempat Pak Alvin duduk sendirian.

"Kenapa cowok-cowok cakep pada suka sendirian ke kantin, sih?"

"Kayaknya minta ditemenin deh," sahut Susan. "Gue jadi relawan dulu, ya," lanjutnya sambil menenteng tas.

"Gue ikut!" seru Mayang dan Mila.

"Eh, gue jangan ditinggalin sendirian dong!" protesku. Fajar tinggal beberapa meja, refleks aku menutup laptop.

"Lha, lo kan sama Fajar," sahut Mayang sambil menunjuk Fajar.

Fajar berhenti di sebelahku, memberi senyum pada mereka. "Hai semua," sapanya ramah.

Cewek-cewek itu menyapa balik. Ketika mereka berdiri sambil menggotong tas, Fajar heran. "Lho, udahan nih makannya?"

"Kagak, kita mau pindah. Mejanya nggak cukup untuk berlima," sahut Susan dengan lirikan menggoda.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Fajar tersenyum malu. "Ah, gitu. Maaf ya, nggak maksud mengusir lho."

"Nggak apa-apa, kita mau nemanin yang sedang makan sendirian di sana," jawab Mayang sambil menunjuk Pak Alvin. "Jadi ikhlas."

Fajar berubah geli, sementara aku menggerutu. Ketiganya pun pindah sambil menenteng tas dan menggotong nampan, tampak seperti rombongan sirkus yang sedang makan jalan.

"Pak Alvin banyak fansnya, ya," gumam Fajar sambil duduk. Tatapannya masih pada ketiga cewek centil yang sekarang sudah satu meja dengan Pak Alvin.

Aku lanjut mengunyah sambil menggumam. Nggak tahu aja dia kalau pacarnya juga salah satu fans Pak Alvin. Aku membayangkan seandainya rahasia itu terbongkar, seberapa kesalnya dia, ya? Tahu aku sempat ikut-ikutan jadi fangirling KPop aja, mukanya sudah cemberut.

"Kamu makan sambil ngerjain tugas lagi?" tanya Fajar awas sambil menunjuk laptop.

"Nggak, tadi mereka mau lihat tugas doang," kelitku. Malas aku mendengar wejangan siang-siang begini.

Fajar menggumam kecil. "Kamu makan kok sampai belepotan begitu, sih?" tegurnya sambil menghapus noda saus di sudut bibirku dengan tangan.

Aku menjauhkan tubuh, menghapus sisa noda dengan tangan sendiri.

"Malam minggu besok nonton, yuk!" ajak Fajar. "Ada waktu, kan?"

Aku berpikir. "Sabtu siang kayaknya aku mau lihat seminarnya Mbak Novi. Sorenya nganter Mbak Mila ke perpustakaan daerah buat referensi. Nggak tahu pulangnya kapan."

Wajah Fajar seketika masam.

"Udah tahu kalau studi bandingnya ke Thailand?" tanyaku girang.

"Udah. Kamu kayaknya senang banget?" tanya Fajar.

"Senang dong, kapan lagi bisa minta duit ke Papa untuk ke luar negeri?"

"Tapi mintanya secukupnya aja, kasihan papamu nanti," kata Fajar. Dia lalu menceramahiku tentang hidup hemat dan membatasi belanja yang tidak perlu. Aku manggut-manggut sambil mengunyah.

Dasar cowok, mana mereka ngerti urusan shopping. Meskipun barang sama, mendapat harga murah dengan kualitas persis itu adalah kepuasan tersendiri. Namun, karena sedang malas berdebat, aku cuma jawab, "Ya ya ya," sambil terus makan.

Tawa kecil terdengar dari arah meja Pak Alvin. Tanpa menoleh pun, aku tahu kalau Susan pasti sedang mencari perhatian.

"Pak Alvin pasti ikut ke Thailand, ya?" kata Fajar.

"Nggak tahu. Kenapa emangnya?"

"Ya, pacarnya kan di Thailand."

Aku diam sebentar, mengingat. Bukannya di Pattaya?"

Fajar tertawa geli. "Pattaya kan di Thailand, kamu kok tumben lemot gitu, sih?"

"Eh iya juga, ya?" gumamku sambil mengunyah. Membayangkan Pak Alvin ketemu dengan pacarnya, kok rasanya nggak rela gitu, ya?

*

Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!

www.storial.co
Facebook : Storial
Instagram : storialco
Twitter : StorialCo
Youtube : Storial co

Baca Juga: [NOVEL] Earthshine - BAB 4

Storial Co Photo Verified Writer Storial Co

#CeritainAja - Situs berbagi cerita | Baca ribuan cerita seru dan tuliskan ceritamu sendiri di Storial!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya