Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi beras putih bersih dan pulen (unsplash.com/Kseniya Nekrasova)

Beras adalah salah satu makanan pokok utama masyarakat Indonesia yang dikonsumsi setiap hari. Namun, tidak semua beras yang beredar di pasaran memiliki kualitas yang baik dan asli. Beberapa oknum pedagang nakal mencampur beras dengan jenis lain yang lebih murah dan tidak layak konsumsi untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk mengetahui cara membedakan beras asli dan beras oplosan agar tidak mudah tertipu.

Untuk mengenali cara membedakannya tersebut, kamu bisa melakukannya dengan langkah-langkah sederhana, mulai dari memperhatikan bentuk, warna, aroma, hingga tekstur nasi setelah dimasak. Bahkan, saat mencuci beras pun kita bisa melihat tanda-tanda yang mencurigakan. Dengan sedikit ketelitian dan pengetahuan dasar, siapa pun dapat menjadi pembeli yang lebih cerdas dan waspada. Penasaran apa saja yang membedakan antara beras asli dan oplosan secara langsung? Yuk, langsung saja simak selengkapnya di bawah ini.

1. Warna beras yang tidak seragam

ilustrasi warna beras yang tidak merata (unsplash.com/dasy sha)

Salah satu ciri utama yang membedakan antara beras asli dan oplosan yaitu terletak pada warna beras yang tidak seragam. Jika kamu perhatikan dengan sedikit ketelitian saat membeli,  kamu bisa melihat secara langsung jika dari beras asli memiliki ciri warna alami, seperti putih susu, putih kekuningan, atau sedikit transparan. Selain itu, warnanya tidak terlalu mencolok, tidak ada bintik gelap, dan memiliki kesan alami tanpa kilap berlebihan. 

Sementara itu pada beras oplosan sering tampak bewarna putih dan mengkilap, bahkan terkadang licin saat disentuh. Ini bisa menjadi tanda bahwa beras telah dicampur dengan pemutih atau zat kimia tertentu untuk membuatnya tampak lebih segar dan menarik, padahal sebenarnya berasal dari stok lama atau kualitas rendah. 

Ada cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk memastikan beras asli atau tidak. Kamu bisa mengambil segenggam beras dan menebarkannya di telapak tangan. Jika butirannya tampak rata dan warna merata, itu pertanda baik. Namun jika tampak campur aduk dan banyak butir patah atau kecil, besar kemungkinan itu adalah beras oplosan.

2. Ukuran butiran beras yang bervariasi

ilustrasi ukuran butiran beras yang bervariasi (unsplash.com/Inkiipow)

Cara efektif yang kedua yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengetahui perbedaan ukuran antara butiran beras asli dan oplosan. Ukuran butiran beras dapat menjadi indikator penting dalam menilai keaslian dan kualitasnya. Pada beras asli, apalagi yang berasal dari produsen terpercaya, biasanya memiliki ukuran dan bentuk yang konsisten. 

Misalnya, jika beras tersebut merupakan jenis pandan wangi, maka seluruh butirannya akan tampak ramping dan panjang. Begitu juga dengan beras merk rojolele yang cenderung gemuk dan pendek, keseragaman ukuran ini mencerminkan kualitas yang baik dan pengolahan yang profesional. Selain itu, beras asli biasanya tidak mengandung banyak beras patah atau pecah. Sebagian besar butirannya utuh dan bersih sehingga menghasilkan nasi yang lebih pulen, enak, dan tidak mudah basi saat dimasak.

Sebaliknya pada beras oplosan menunjukkan variasi ukuran yang mencolok. Dalam satu genggam beras, kamu bisa menemukan butir panjang, pendek, pipih, bahkan beras yang sudah pecah atau rusak. Perbedaan ukuran yang terlihat jelas ini bisa menjadi tanda bahwa beras tersebut merupakan hasil campuran dari berbagai jenis beras sisa, beras tua, atau hasil penggilingan kualitas rendah.

Selain ukuran yang tidak seragam, beras oplosan biasanya juga memiliki penampilan yang kurang menarik. Dalam kondisi kering saja sudah terlihat acak dan tidak rapi, apalagi saat dimasak, hasil dari nasi bisa terasa pera, cepat basi, atau bahkan berbau tidak sedap.

3. Mencium aroma yang mencurigakan

ilustrasi beras yang sudah basi (unsplash.com/VINAY GUPTA)

Tentu saja aroma alami dari beras bisa menjadi indikator penting untuk mengetahui keaslian dan mutunya. Beras yang berkualitas dan asli biasanya memiliki aroma yang khas dan alami, baik dari proses panen, penggilingan, maupun jenis varietasnya. Ini menandakan bahwa beras masih baru dan belum mengalami proses yang berlebihan.

Beberapa jenis beras seperti pandan wangi, Rojolele, atau beras premium Thailand memiliki aroma khas yang harum bahkan sebelum dimasak. Wangi ini muncul secara alami dari varietas tanaman dan proses pengeringan yang benar.

Sebaliknya, jika beras oplosan atau palsu seringkali memiliki aroma yang tidak wajar. Ada yang berbau tajam seperti parfum yang sengaja ditambahkan untuk menyamarkan bau asli beras tua atau rusak. Ada pula yang berbau plastik, deterjen, atau kimia sintetis yang menandakan adanya perlakuan tidak alami terhadap beras tersebut.

Selain itu, ada juga beras oplosan yang justru tidak memiliki aroma sama sekali. Ini bisa menjadi tanda bahwa beras tersebut adalah stok lama, sudah kehilangan kandungan alaminya, atau telah melalui penyimpanan jangka panjang yang buruk. Dengan melatih kepekaan terhadap aroma, kamu bisa menjadi konsumen yang lebih cerdas dan menghindari resiko membeli beras berkualitas buruk.

4. Tekstur nasi lembek setelah dimasak

ilustrasi nasi lembek (unsplash.com/Louis Hansel)

Nasi yang terlalu lembek atau tidak pulen bisa menandakan beberapa hal, seperti ciri khas dari beras oplosan. Beras oplosan biasanya terdiri dari campuran beras tua, beras patah yang tidak cocok dimasak bersamaan. Ini membuat nasi tidak matang merata. Ada yang terlalu lembek dan ada yang keras. Dengan campuran beras tua dapat menyerap air dengan cara berbeda, sehingga nasi menjadi berair, benyek, dan cepat basi.

Sedangkan pada beras asli akan menghasilkan nasi yang pulen, yaitu lembut dan tidak keras. Terdapat butiran nasi yang terpisah rapi, tidak saling menempel berlebihan, namun tetap menyatu secara alami sehingga tekstur nasi dari beras asli akan matang secara merata dari atas sampai bawah. Ini menandakan beras menyerap air dengan stabil karena kualitasnya baik dan tidak tercampur beras lain. Dengan memahami kedua perbedaan tersebut, kamu bisa lebih jeli dalam memasak beras.

5. Terdapat benda asing saat dicuci

ilustrasi benda asing di dalam beras (unsplash.com/Wolfgang Hasselmann)

Salah satu hal mencolok yang bisa kamu amati adalah adanya benda asing yang ikut keluar saat proses pencucian. Ini menjadi indikator penting karena beras asli yang bersih dan berkualitas umumnya tidak mengandung banyak kotoran, tidak ada bau kimia yang keluar saat direndam atau dicuci, dan tidak terasa licin serta berminyak saat dicuci. Beras asli hanya mengeluarkan sisa pati alami, airnya bisa sedikit keruh tapi tetap wajar.

Sedangkan beras oplosan sering kali mengandung partikel yang tidak seharusnya ada. Bahkan ketika dicuci, air cucian sangat keruh dan berbuih. Keruh pekat bisa jadi tanda adanya residu bahan kimia, seperti pemutih atau pewangi buatan. Apabila jika muncul busa atau buih putih, bisa jadi beras telah disemprot bahan sintetis dan jika aroma alami beras hilang, maka itu disebabkan oleh pewangi palsu.

Dengan memahami cara membedakan beras asli dan beras oplosan, kita bisa lebih selektif dalam memilih bahan makanan yang aman dan berkualitas. Jadi dengan begitu, keluarga kita tetap terjaga kesehatannya dan kita pun terhindar dari risiko mengonsumsi beras oplosan yang merugikan.

Semoga penjelasan di atas bisa membantumu dalam membedakan beras asli dan beras oplosan ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team