Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Ciri-Ciri Beras Oplosan yang Beredar, Jangan Salah Beli!

Pedagang beras di Pasar Al Mahirah, Kota Banda Aceh, Aceh. (IDN Times/Mhd Saifullah)
Pedagang beras di Pasar Al Mahirah, Kota Banda Aceh, Aceh. (IDN Times/Mhd Saifullah)
Intinya sih...
  • 13 merek beras premium diduga dioplos oleh empat produsen ternama.
  • Ciri-ciri beras oplosan: warna tak seragam, butiran berbeda ukuran, tekstur nasi lembek setelah dimasak.
  • Masyarakat diimbau untuk waspada dan cermat saat membeli beras.

Jakarta, IDN Times - Satgas Pangan Bareskrim Polri membeberkan ada 13 merek beras premium yang diduga dioplos dengan beras medium oleh empat produsen ternama.

Keempat produsen yang diduga mengoplos beras adalah Wilmar Group dengan merek beras Sania, Sovia, Fortune, Siip; PT Belitang Panen Raya dengan merek beras Raja Platinum dan Raja Ultima; PT Sentosa Utama Lestari atau Japfa Group dengan merek beras Ayana; serta PT Food Station Tjipinang Jaya dengan merek beras Beras Premium Setra Ramos, Beras Pulen Wangi, Food station, Ramos Premium, Setra Pulen, Setra Ramos.

Menurut Pakar Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Tajuddin Bantacut, ada ciri-ciri beras oplosan yang bisa dikenali secara kasat mata. Berikut ciri-cirinya.

1. Warna tak seragam

ilustrasi beras (vecteezy.com/chormail153750)
ilustrasi beras (vecteezy.com/chormail153750)

Ciri-ciri pertama adalah warna beras di dalam suatu kemasan tidak seragam. Tajuddin mengatakan, dalam beberapa kasus, beras oplosan juga dicampur dengan bahan tambahan benda asing termasuk zat pewarna atau pengawet berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Dia mengimbau agar masyarakat mewaspadai beras yang terlihat tidak biasa, berwarna aneh, atau berbau.

"Hindari membeli beras tanpa label atau dari sumber yang tidak jelas. Cuci beras sebelum dimasak dan waspadai bila ada benda asing yang mengambang," kata Tajuddin dikutip dari situs resmi IPB, Senin (14/7/2025).

2. Butiran yang berbeda ukuran

Ilustrasi Beras di Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)
Ilustrasi Beras di Pasar (IDN Times/Besse Fadhilah)

Masyarakat juga bisa mengidentifikasi beras oplosan jika ukuran butirannya yang berbeda-beda. Tajuddin juga menjelaskan soal daya simpan beras.

Idealnya, menurut Tajuddin, beras hanya disimpan maksimal enam bulan agar kualitasnya tetap terjaga. Sebab, beras juga bisa mengalami kerusakan secara alami, terutama jika disimpan terlalu lama.

3. Tekstur nasi lembek setelah dimasak

Ilustrasi beras. kemendag.go.id
Ilustrasi beras. kemendag.go.id

Tekstur yang terlalu lembek juga bisa menandakan beras itu oplosan. Dia menyatakan, terdapat tiga jenis beras yang dikaitkan oplosan yang beredar di masyarakat.

Pertama, beras campuran yang dicampur dengan bahan lain seperti jagung. Jenis ini secara umum ditemukan di beberapa daerah.

Kedua, beras campuran atau blended beberapa jenis beras untuk memperbaiki rasa dan tekstur. Ketiga, beras yang dicampur dengan bahan tidak lazim atau sudah rusak, kemudian dikilapkan atau dipoles ulang agar tampak bagus kembali, padahal mutunya sudah menurun.

Tajuddin mengajak masyarakat agar lebih cermat saat membeli beras dan waspada terhadap penipuan kualitas. Selain itu, perlu edukasi yang lebih luas agar masyarakat memahami dampak kesehatan dari mengonsumsi beras yang sudah rusak atau tercemar.

"Jika dikelola dengan baik, sebagai negara agraris, Indonesia seharusnya tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada distribusi dan konsumsi beras secara merata serta aman," kata Tajuddin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us