Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi peralatan menyeduh matcha (pexels.com/Ivan Samkov)

Popularitas matcha di berbagai belahan dunia semakin meningkat setiap waktu. Ditambah, matcha sering dipergunakan sebagai perasa untuk minuman kekinian dan macam-macam makanan enak.

Walau demikian, entitas matcha sebagai bahan yang diseduh untuk konsumsi pribadi atau upacara minum teh juga tetap populer, karena matcha bisa dinikmati secara autentik.

Menyeduh matcha juga ada seninya, tidak sembarangan. Itu dilakukan sebagai upaya menjaga tradisi budaya dan menghasilkan minuman yang optimal. Karena itu, untuk menyeduh matcha ada beberapa peralatan khusus yang wajib dipersiapkan berikut ini.

1. Chawan

ilustrasi chawan (pixabay.com/MasatoTsuda)

Chawan merupakan sebutan untuk mangkuk kecil yang dipakai saat menyeduh teh. Benda ini merupakan salah satu perlengkapan penting yang membuat seni menyeduh teh jadi lebih lengkap dan bermakna.

Dikatakan demikian, karena menurut My Japanese World chawan melambangkan kesadaran dan rasa hormat terhadap tradisi. Banyak chawan yang dibuat dengan tangan sehingga coraknya pun terkadang penuh seni dan indah dipandang.

Bila diperhatikan, setiap chawan memiliki bentuk dan corak tersendiri. Untuk upacara minum teh yang formal, Raku dan Kutani ware dipilih karena mangkuknya dekoratif dengan corak yang khas. Sementara untuk menyeduh matcha sehari-hari, bisa pilih dalam bentuk Mino yaki atau Hagi ware atas alasan kepraktisan.

2. Chasen

ilustrasi matcha dan chasen (pexels.com/Cup of Couple)

Peralatan esensial yang kehadirannya dianggap mutlak adalah chasen. Ini merupakan pengocok teh berbahan bambu yang terdiri dari 80-120 helaian tipis untuk menghasilkan matcha yang berbuih dan tidak menggumpal.

Dilansir dari Matha Karu, chasen dengan helaian berjumlah sedikit dan bertekstur keras cocok dipakai untuk koicha (teh kental). Sedangkan chasen dengan helaian yang lebih halus lebih pas dipakai untuk usucha (teh ringan dan encer).

Bentuk chasen yang khas juga perlu dijaga supaya tahan lama. Maka dari itu, chasen sering kali disimpan dalam kusenaoshi yaitu dudukan keramik untuk mempertahankan bentuk chasen.

3. Chashaku

ilustrasi chashaku (pexels.com/Ivan Samkov)

Sendok untuk mengambil produk matcha juga dirancang khusus dengan sebutan chashaku. Ini adalah sendok bambu sempit dan berleher panjang yang bisa mengambil sekitar 1-2 gram matcha atau sekitar setengah sampai satu sendok teh.

Dalam praktik menyeduh matcha sehari-hari, chashaku tergolong barang yang jarang digunakan. Tetapi, chashaku memiliki peran penting dalam upacara minum teh. Greentea Bluesky melansir, sendok bambu ini dapat membawa kesadaran sekaligus rasa hormat dari tamu ke tuan rumah.

4. Furui

ilustrasi furui (pexels.com/Ivan Samkov)

Furui adalah istilah lain yang digunakan saat menyebut saringan. Benda ini esensial untuk menyaring teh sebelum diseduh supaya tidak ada gumpalan besar dan menghasilkan matcha yang homogen. Furui sering kali dijual bersama mangkuk khusus untuk menampung hasil saringan.

Walau demikian, tidak ada keharusan soal memiliki furui dari Jepang langsung. Kamu bisa memanfaatkan saringan biasa yang berlubang rapat di rumah untuk mendapatkan seduhan teh matcha yang lembut dan halus.

5. Hishaku

ilustrasi hishaku (pexels.com/Ryutaro Tsukata)

Dalam praktis upacara minum teh, terdapat sendok khusus untuk menuangkan air dari ketel besi cor bernama kama. Sendoknya sendiri disebut sebagai hishaku, materialnya berasal dari bambu dan memiliki bentuk pegangan yang panjang.

Benda ini diandalkan untuk menuangkan air dengan gerakan ritmis dan penuh penghormatan. Makanya hishaku sering dihadirkan dalam upacara minum teh supaya penuh makna. Di momen sehari-hari, hishaku disukai untuk menyeduh matcha karena bisa mengukur jumlah air lebih baik daripada menuangkan air dari teko secara langsung.

Peralatan menyeduh matcha banyak bentuknya, mulai dari benda-benda umum sampai peralatan khusus sekalipun. Benda di atas diandalkan untuk memperoleh matcha tradisional dan penuh penghormatan, sehingga tidak heran jika filosofinya pun begitu dalam sekaligus penuh makna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team