5 Tips Membedakan Bahan Makanan untuk Disimpan di Chiller Vs Freezer

Memahami perbedaan penyimpanan bahan makanan di chiller dan freezer bisa sangat membantu menjaga kualitas dan kesegarannya, lho. Setiap jenis bahan makanan memiliki cara penyimpanan yang berbeda agar tetap segar dan layak konsumsi dalam jangka waktu yang diinginkan. Chiller dan freezer, meskipun sama-sama tempat penyimpanan dingin, memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda dalam menjaga kualitas bahan makanan kamu.
Menyimpan bahan dengan cara yang tepat jelas dapat membuat makanan lebih tahan lama. Lalu, apa saja sih perbedaan utama dalam cara menyimpan makanan di chiller dan freezer? Berikut lima tips untuk memudahkan kamu membedakan bahan makanan yang sebaiknya disimpan di masing-masing tempat.
1. Jenis makanan yang disimpan

Chiller lebih cocok untuk bahan makanan segar seperti sayuran, buah-buahan, daging segar, hingga produk olahan susu. Temperatur di chiller cukup rendah untuk memperlambat pertumbuhan bakteri, namun tetap tidak membuat makanan membeku. Hal ini jelas sangat ideal untuk makanan yang perlu disimpan dalam jangka waktu pendek hingga dalam hitungan hari kurang dari seminggu.
Sementara itu, freezer didesain untuk menyimpan makanan yang memang harus dibekukan. Suhu freezer yang jauh lebih dingin mampu membekukan bahan makanan, yang menghambat proses pembusukan dalam waktu yang jauh lebih lama, bahkan hingga berbulan-bulan. Makanan seperti daging, ikan, dan makanan olahan beku cocok disimpan di sini. Jadi, dengan mengetahui jenis makanan ini, kamu bisa memilih apakah akan menyimpan di chiller atau freezer.
2. Durasi penyimpanan

Salah satu tips penting dalam memilih tempat penyimpanan makanan yakni dengan mempertimbangkan durasi penyimpanan yang diinginkan. Chiller biasanya digunakan untuk bahan makanan yang akan segera dikonsumsi atau diolah dalam beberapa hari ke depan. Misalnya, sayuran dan buah-buahan bisa tetap segar di chiller selama beberapa hari hingga satu minggu. Produk susu juga cenderung bertahan lebih baik di chiller, dengan waktu yang cukup untuk dikonsumsi sebelum rusak.
Di sisi lain, freezer menjadi pilihan terbaik untuk menyimpan bahan makanan dalam jangka waktu yang lama. Daging dan ikan yang disimpan di freezer misalnya bisa bertahan selama beberapa bulan. Proses pembekuan ini membuat makanan tetap layak dikonsumsi tanpa harus cepat-cepat diolah. So, kalau kamu tahu bahan makanan yang baru dibeli tidak akan digunakan dalam waktu dekat, menyimpannya di freezer adalah pilihan yang lebih bijak.
3. Efek suhu terhadap kandungan nutrisi bahan makanan

Chiller biasanya punya suhu sekitar 0 sampai 5 derajat Celsius, yang mana cukup untuk menjaga makanan tetap segar tanpa merusak kandungan nutrisinya. Sayuran hijau dan buah-buahan, misalnya, lebih cocok disimpan di chiller karena suhu yang lebih pas untuk menjaga vitamin dan mineral tetap terjaga. Meskipun tidak sepenuhnya menghentikan proses penuaan pada buah dan sayuran, suhu chiller memperlambat prosesnya sehingga nutrisi dalam makanan masih cukup baik ketika dikonsumsi.
Berbeda dengan freezer, suhu yang sangat rendah dapat memengaruhi tekstur dan rasa makanan, terutama pada bahan yang tinggi kandungan air seperti sayuran. Ketika dibekukan, air dalam sayuran berubah menjadi es yang bisa merusak sel-sel dalam bahan tersebut saat mencair. Hal ini dapat mengurangi kadar nutrisi, tekstur, dan rasa asli dari makanan tersebut.
4. Pengaruh terhadap tekstur

Suhu di chiller sangat ideal untuk bahan makanan yang rentan rusak apabila dibekukan. Bahan makanan seperti tomat, mentimun, selada, hingga produk susu, tidak cocok disimpan di freezer karena perubahan suhu ekstrem bisa mengubah tekstur asli bahan-bahan tersebut. Sayuran hijau misalnya, ketika dibekukan akan hancur saat dikeluarkan dari freezer karena kandungan air yang tinggi.
Sementara itu, makanan seperti daging dan makanan olahan yang memang cocok untuk dibekukan akan tetap terjaga kualitasnya dalam freezer. Tekstur daging yang dibekukan di freezer tetap bisa dipertahankan saat diolah, terutama jika proses thawing atau pencairannya dilakukan dengan benar. Jadi, kalau kamu ingin menjaga kelezatan asli bahan yang sensitif terhadap suhu, pilihlah chiller untuk penyimpanan jangan sampai keliru, ya.
5. Risiko penyimpanan salah

Salah memilih tempat penyimpanan bisa menyebabkan bahan makanan cepat rusak atau kehilangan kualitasnya, lho. Misalnya, menyimpan daging mentah di chiller terlalu lama bisa membuatnya busuk karena suhu di chiller tidak cukup dingin untuk menjaga daging dalam kurun waktu selama itu. Daging yang tidak segera diolah sebaiknya langsung disimpan di freezer agar tetap aman dan tidak terkontaminasi bakteri atau hal lainnya.
Sebaliknya, menyimpan sayuran atau buah di freezer bisa menyebabkan kerusakan tekstur dan rasa. Maka dari itu, penting bagi kamu untuk memahami bahwa setiap bahan makanan memiliki sifat yang berbeda dan perlu penanganan khusus. Kesalahan dalam penyimpanan tidak hanya membuang bahan, tapi juga mengurangi kualitas makanan yang akan kamu konsumsi nantinya.
Setiap jenis makanan memang memiliki cara penyimpanan yang berbeda dan memahami karakteristiknya bisa membantu kamu untuk lebih bijak dalam mengatur stok makanan di rumah. Selain itu, dengan menyimpan makanan pada tempat yang tepat, kamu tidak hanya menjaga kualitas makanan yang akan dikonsumsi tapi juga bisa menghemat anggaran belanja, lho.
Semoga tips ini membantu kamu untuk lebih bijak dan efisien dalam menyimpan bahan makanan di rumah, ya!