TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Beda Soto Tangkar dan Soto Betawi yang Jarang Diketahui

Kuliner khas Jakarta yang mirip tapi tak sama

ilustrasi soto tangkar (unsplash.com/ikhsan baihaqi)

Indonesia memiliki beragam kreasi soto dari banyak daerah. Dua di antaranya adalah soto tangkar dan soto Betawi yang berasal dari Jakarta. Meski berasal dari daerah yang sama, tetapi keduanya memiliki perbedaan.

Adapun perbedaannya terletak pada nilai historis, bumb, hingga proses pembuatannya, lho. Jika kepo dengan ulasannya, yuk ketahui beda soto tangkar dan soto Betawi berikut ini!

1. Beda soto tangkar dan soto Betawi dari warna kuahnya

ilustrasi soto Betawi dan soto tangkar (instagram.com/hestri.susilowati)

Perbedaan soto tangkar dan soto Betawi yang paling tampak adalah dari warna kuahnya. Soto Betawi punya kuah berwarna kuning, sedangkan kuah soto tangkar lebih kental dengan warna yang cenderung oranye kemerahan.

Adapun warna merah pada soto tangkar merupakan hasil dari penambahan cabai merah besar dan gula jawa. Oleh karena itu, cita rasa kuahnya pedas, manis, serta gurih dari campuran santan.

Baca Juga: 5 Resep Soto Daging Sapi yang Nikmat untuk Menu Makan Siang 

2. Beda soto tangkar dan soto Betawi dari sejarahnya

ilustrasi soto Betawi (instagram.com/auntiemainstream)

Dilansir Antara, pembuatan soto tangkar dan soto Betawi punya nilai historis yang berbeda. Soto tangkar muncul pada masa penjajahan kolonial Belanda di Indonesia. Adapun kata ‘tangkar’ sendiri berarti tulang iga sapi dalam bahasa Betawi.

Lahirnya soto tangkar karena terbatasnya bahan pangan akibat harga yang mahal pada zaman itu. Oleh karena itu, masyarakat Betawi memutar otak dan beradaptasi dengan memasak sajian nikmat seadanya.

Mulanya, soto tangkar dibuat dari sisa daging sapi untuk pesta meneer Belanda. Orang Belanda sengaja tidak memasak beberapa bagian tubuh sapi, seperti jeroan, tulang iga, dan kepala sapi. Bagian tubuh sapi tersebut lalu dimanfaatkan masyarakat Indonesia menjadi soto tangkar.

Di sisi lain, nama soto Betawi mulai digunakan masyarakat luas pada 1977 yang dikenalkan oleh seorang penjual soto keturunan Tionghoa. Sebelumnya soto Betawi lebih sering dijajakan dengan menggunakan nama pemilik kedainya seperti Soto 'Pak/Bu X' tanpa kata 'Betawi' sebagai tambahannya, menurut Antara.

Konon kabarnya, soto Betawi merupakan makanan yang berasal dari China, melansir laman Seni Budaya Betawi. Hal itu lantaran Jakarta, yang dahulu lebih dikenal sebagai Batavia, menjadi salah satu jalur perlintasan para pedagan dari berbagai etnis termasuk Tionghoa.

Menurut laman Dinas Kebudayaan Jakarta, pada 1940, Soto H. Ma'ruf merupakan salah satu pioner yang membuat resep soto Betawi dengan susu. Penggunaan susu pada soto muncul karena sebuah insiden yang tidak disengaja.

Insiden tersebut bermula saat stok santan untuk membuat sotonya habis. Sementara, saat itu, hanya susu yang tersedia. Kemudian, H. Ma'ruf mencoba memasukkan susu sebagai pengganti santan. Tak disangka susu tersebut membuat kuah soto jadi lebih gurih. Akhirnya, penambahan susu untuk kuah soto Betawi dipertahankan dan berlanjut hingga sekarang

3. Beda soto tangkar dan soto Betawi dari segi bumbunya

ilustrasi soto tangkar (instagram.com/benedictjakarta)

Soto tangkar dan soto Betawi sama-sama bercita rasa gurih berkat rempah di dalamnya. Adapun bumbu dasarnya adalah bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, serta kemiri sangrai. Meski keduanya punya bumbu dasar sama, tetapi soto tangkar dan soto Betawi memiliki perbedaan dalam penggunaan bumbu rempah.

Pada soto tangkar, terdapat campuran jintan dan kapulaga dengan rasa gurih dan sedikit pedas. Sementara pada soto Betawi, kamu tidak akan menemukan kedua rasa rempah tersebut.

Baca Juga: Resep Soto Betawi Tanpa Santan, Tetap Gurih dan Lebih Sehat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya