TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Kue Tradisional Khas Sulawesi Selatan Ini Cocok Dijadikan Sarapan

Cocok dijadikan pengganjal perut di pagi hari

Ilustrasi apem nasi (instagram.com/fithriya79)

Masyarakat Sulawesi Selatan memiliki kebiasaan unik untuk memakan kue tradisional saat sarapan di pagi hari. Bahkan, beberapa orang merasa ada yang kurang jika tidak makan kue saat sarapan.

Berbagai toko kue telah buka sejak dini hari, menawarkan berbagai macam pilihan kue tradisional, dari yang rasanya paling manis hingga yang rasanya asin. Kue tradisional dipilih untuk dinikmati bersama teh ataupun kopi bersama keluarga sebelum memulai aktivitas.

Lalu, apa saja sih kue tradisional yang sering disantap masyarakat Sulawesi Selatan saat sarapan? Simak ulasannya di bawah ini!

1. Roti Berre'

Instagram.com/beppa_beppa

Roti Berre' atau yang biasa disingkat dengan Rober adalah sebuah kue tradisional khas suku Bugis, tepatnya di Kabupaten Sidrap. Kue tradisional favorit masyarakat Sidrap ini bentuknya bulat pipih mirip seperti pancake.

Terbuat dari campuran tepung beras, pisang yang telah dihaluskan dan gula pasir. Kemudian, kue ini dimasak menggunakan wajan panas yang ditutup dengan sebuah tutup yang terbuat dari tanah liat.

Kue ini selalu disajikan dengan saus manis yang terbuat dari gula merah dan daging buah durian yang disebut dengan saus palopo.

2. Songkolo

Instagram.com/ngemil_lucu

Songkolo merupakan makanan khas Sulawesi Selatan yang terbuat dari beras ketan dan biasanya dibungkus dengan daun pisang. Di beberapa daerah biasa disebut dengan sokko.

Bukan cuma sering disantap saat sarapan di pagi hari, songkolo juga bisa ditemukan hingga malam dini hari. Songkolo ini biasa disebut songkolo bagadang.

Memiliki rasa yang gurih, songkolo sering disajikan dengan serundeng, ikan kering dan sambal. Songkolo memang paling pas disantap saat masih hangat sambil menikmati kopi dan teh hangat.

Baca Juga: 5 Variasi Kue Lumpang yang Cocok Disajian dengan Segelas Teh Hangat

3. Pawa

Instagram.com/dapur.mumtazmakassar

Secara umum bakpao memiliki bentuk yang bulat dengan berbagai isian seperti kacang hijau, cokelat, keju, daging ayam, ataupun ubi ungu yang telah dihaluskan. Di Sulawesi Selatan, bakpao sering disebut dengan pawa.

Di Sulawesi Selatan, versi original kue ini memiliki bentuk yang bulat serta memiliki isi berupa kacang yang dicampur gula pasir ataupun kelapa parut yang dicampur dengan gula merah. Memiliki tekstur yang lembut dan berpori, kue ini bukan cuma sering disajikan saat hajatan, pawa juga cocok dijadikan sebagai pengganjal perut di pagi hari.

4. Doko-Doko Cangkuning

Instagram.com/nganre_rong

Memiliki rasa yang manis dan legit, doko-doko cangkuning adalah sebuah kue tradisional khas suku Bugis di Sulawesi Selatan, karena itu kue ini juga miliki sebutan kue Bugis. Walaupun sekilas kue ini hampir mirip dengan kue mendut yang berasal dari Jawa, tapi doko-doko cangkuning bertekstur lebih lembut.

Doko-doko cangkuning terbuat dari tepung ketan dan santan kental, yang memiliki isian berupa kelapa parut yang dicampur dengan gula merah. Kemudian, dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Doko-Doko Cangkuning paling pas disantap sambil minum teh hangat.

5. Putu Cangkiri

Instagram.com/mamatokokue

Jika berkunjung ke Sulawesi Selatan, terutama di kota Makassar, kamu mungkin akan mudah menemukan kue tradisional yang satu ini. Ya, putu cangkiri umumnya sering dijajakan di pinggir jalan. Dinamakan putu cangkiri karena memiliki bentuk seperti cangkir yang terbalik.

Putu cangkiri adalah kue yang dimasak dengan cara dikukus dan memiliki isian berupa kelapa serut. Kue ini terbuat dari beras ketan yang telah dihaluskan, lalu ditambahkan gula merah yang telah diserut untuk menghasilkan warna kecokelatan.

Selain warna cokelat, putu cangkiri juga tersedia dengan warna putih dan berbagai warna lainnya yang berasal dari pewarna makanan.

6. Ka'do Bo'dong

Instagram.com/mamatokokue

Ka'do Bo'dong, semacam kue dadar yang terbuat dari beras ketan dan merupakan kue tradisional suku Bugis. Untuk isiannya, ka'do bo'dong menggunakan kelapa parut yang telah dikukus terlebih dahulu. Setelah parutan kelapa dikukus, tambahkan gula pasir dan sedikit garam.

Memiliki rasa yang manis, legit dan mampu mengganjal perut, ka'do bo'dong sering disantap saat sarapan pagi oleh masyarakat Sulawesi Selatan. Ka'do bo'dong cocok disajikan dengan secangkir kopi atau sarabba.

Baca Juga: 5 Resep Kue Basah Tradisional, Tanpa Mixer dan Mudah Dibuat

Verified Writer

Tyara Motik

The beginner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya