Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mendaki gunung
ilustrasi mendaki gunung (freepik.com/jcomp)

Intinya sih...

  • Pilih bekal yang tahan lamaJenis makanan yang gak mudah basi, masak hingga matang, dan porsi secukupnya agar aman dikonsumsi.

  • Gunakan wadah kedap udaraWadah stainless steel atau plastik food grade, hindari wadah sekali pakai, dan bungkus dengan alumunium foil untuk perlindungan tambahan.

  • Pisahkan lauk dan nasiSimpan nasi dan lauk terpisah, pisahkan lauk berdasarkan jenisnya, dan simpan di bagian carrier yang sejuk.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mendaki gunung identik dengan udara sejuk bahkan dingin, tapi bukan berarti bekal yang dibawa bisa otomatis awet. Justru, kondisi perjalanan panjang, suhu yang berubah-ubah, serta cara penyimpanan yang kurang tepat bisa bikin makanan cepat basi. Bekal yang rusak bukan hanya bikin rugi, tapi juga berpotensi mengganggu kesehatan tubuh. Apalagi kalau perut bermasalah saat mendaki, aktivitas bisa jadi jauh lebih berat. Makanya, penting banget tahu cara simpan bekal agar tetap aman dikonsumsi.

Kalau dipikir, sebenarnya menjaga bekal agar tahan lama gak sesulit yang dibayangkan. Kuncinya ada di cara memilih bahan, teknik penyimpanan, serta wadah yang digunakan. Dengan langkah yang tepat, makanan bisa tetap segar meski dibawa berjam-jam di dalam carrier. Hal ini akan bikin pengalaman mendaki jadi lebih nyaman, tanpa khawatir lapar mendadak atau makanan terbuang percuma. Yuk, simak beberapa trik simpel biar bekalmu gak cepat basi di gunung!

1. Pilih bekal yang tahan lama

ilustrasi bekal (freepik.com/freepik)

Jenis makanan yang kamu bawa sangat menentukan daya tahan bekal selama pendakian. Pilihlah menu yang gak mudah basi, seperti lauk kering, tumisan sederhana, atau makanan berkuah kental dengan bumbu yang kuat. Hindari makanan berbahan santan atau susu karena lebih cepat rusak di suhu luar ruangan. Bekal yang awet akan lebih aman disantap tanpa khawatir bikin sakit perut. Selain itu, bawalah porsi secukupnya agar makanan cepat habis dan gak terlalu lama disimpan.

Selain mempertimbangkan bahan, cara mengolah makanan juga berpengaruh pada ketahanannya. Masak bekal hingga benar-benar matang supaya bakteri gak mudah berkembang. Kamu juga bisa menambahkan sedikit garam atau bumbu dengan kadar minyak lebih banyak agar awet lebih lama. Makanan kering atau digoreng cenderung lebih tahan dibanding sayur berkuah. Jadi, cerdaslah memilih dan menyiapkan bekal sejak dari rumah.

2. Gunakan wadah kedap udara

ilustrasi bekal (freepik.com/freepik)

Wadah penyimpanan punya peran penting untuk menjaga kualitas makanan selama pendakian. Bekal yang disimpan di wadah kedap udara bisa terhindar dari kontaminasi bakteri, serangga, atau udara luar. Selain itu, wadah semacam ini membantu mencegah makanan cepat berbau. Kamu juga jadi lebih praktis saat ingin makan karena bekal tetap rapi. Investasi kecil di wadah yang bagus akan terasa manfaatnya di gunung.

Lebih baik gunakan wadah berbahan stainless steel atau plastik food grade yang kuat dan ringan. Hindari wadah sekali pakai karena bisa bocor atau gampang pecah saat dibawa dalam carrier. Untuk makanan berkuah, pilih wadah khusus dengan pengunci rapat agar gak tumpah. Kalau memungkinkan, bungkus makanan dengan alumunium foil sebelum dimasukkan ke wadah untuk menambah perlindungan. Dengan begitu, bekal tetap aman dan enak saat disantap di tengah perjalanan.

3. Pisahkan lauk dan nasi

ilustrasi bekal (pexels.com/Antoni Shkraba)

Menyimpan nasi dan lauk dalam wadah yang sama bisa bikin makanan cepat basi. Uap panas dari nasi akan membuat lauk lebih lembap, sehingga bakteri lebih mudah berkembang. Karena itu, simpanlah nasi dan lauk secara terpisah agar lebih tahan lama. Cara ini juga bikin nasi tetap pulen dan lauk lebih terjaga rasanya. Saat ingin makan, kamu bisa mencampurnya sesuai kebutuhan.

Menyediakan dua wadah memang sedikit merepotkan, tapi hasilnya lebih aman. Lauk bisa dipisahkan berdasarkan jenisnya, misalnya lauk kering dalam satu wadah, lauk berkuah di wadah lain. Dengan begitu, makanan akan lebih awet meski disimpan berjam-jam. Selain itu, kamu jadi lebih fleksibel untuk mengatur porsi sesuai selera. Bekal pun terasa lebih fresh saat disantap.

4. Simpan di bagian carrier yang sejuk

ilustrasi bekal (freepik.com/freepik)

Suhu penyimpanan juga berpengaruh pada daya tahan bekal saat mendaki. Usahakan simpan makanan di bagian carrier yang sejuk dan gak terlalu terpapar sinar matahari. Hindari meletakkan bekal di bagian luar tas karena bisa kena panas dan bikin cepat basi. Posisi yang ideal biasanya di tengah atau bagian bawah tas, terlindungi pakaian atau perlengkapan lain. Cara sederhana ini bisa bikin makanan lebih tahan lama.

Selain itu, kamu bisa menggunakan kantong pendingin kecil atau ice gel untuk menjaga suhu bekal. Meski gak seawet kulkas, cara ini cukup membantu menahan makanan tetap segar selama beberapa jam. Trik ini cocok terutama kalau kamu bawa bekal yang agak rentan basi. Jadi, perhatikan juga cara menata isi carrier agar bekal tetap aman. Mendaki pun jadi lebih nyaman tanpa khawatir makanan rusak.

5. Bawa porsi yang pas

ilustrasi bekal (pexels.com/Ella Olsson)

Membawa makanan terlalu banyak justru berisiko bikin sebagian bekal terbuang sia-sia. Lebih baik bawa porsi yang pas, sesuai jumlah pendaki dan lama perjalanan. Dengan begitu, makanan bisa langsung habis tanpa harus disimpan terlalu lama. Selain lebih awet, cara ini juga mengurangi beban bawaan di punggung. Efisiensi bekal akan bikin perjalanan terasa lebih ringan dan praktis.

Bekal dengan porsi pas juga meminimalisir risiko basi karena gak ada sisa yang disimpan berhari-hari. Kamu bisa membagi bekal dalam beberapa wadah kecil agar lebih mudah diatur. Selain itu, pembagian porsi ini bikin tiap anggota rombongan bisa langsung mengambil jatahnya. Jadi, gak perlu repot buka tutup wadah besar yang bikin makanan lebih cepat rusak. Praktis, hemat, dan tetap aman buat perut.

6. Hindari membuka tutup wadah terlalu sering

ilustrasi bekal (pexels.com/Ella Olsson)

Setiap kali membuka wadah, udara luar bisa masuk dan mempercepat proses pembusukan makanan. Karena itu, sebaiknya buka wadah hanya saat akan makan saja. Jangan terlalu sering dicek atau diintip karena bisa mengurangi kesegaran makanan. Semakin lama bekal tertutup rapat, semakin awet kualitasnya. Hal kecil ini sering dilupakan, padahal dampaknya cukup besar.

Kalau ingin membagi makanan, lebih baik tuang secukupnya ke piring atau alas makan. Biarkan wadah utama tetap tertutup rapat untuk menjaga daya tahan bekal. Selain itu, gunakan sendok yang bersih setiap kali mengambil makanan agar gak ada kotoran yang masuk. Kebiasaan sederhana ini akan membantu bekal bertahan lebih lama. Jadi, disiplinlah menjaga kebersihan dan cara membuka wadah.

7. Manfaatkan daun pisang atau kertas minyak

ilustrasi bekal (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Selain wadah modern, kamu juga bisa memanfaatkan bahan tradisional untuk menyimpan bekal. Daun pisang atau kertas minyak bisa membantu menyerap kelembapan dan menjaga makanan tetap segar. Cara ini cocok digunakan untuk lauk kering atau nasi. Selain praktis, penggunaan daun pisang juga ramah lingkungan karena bisa terurai alami. Bekal pun jadi lebih aman dan terasa wangi alami.

Membungkus makanan dengan daun pisang bisa jadi alternatif kalau wadah terbatas. Kamu bisa melipatnya rapat, lalu mengikat dengan tali agar tetap aman. Selain itu, bungkus tambahan ini bisa melindungi makanan dari debu dan udara luar. Makanan pun tetap terjaga meski dibawa di dalam carrier berjam-jam. Simpel, murah, dan punya manfaat ganda untuk bekalmu.

Menyimpan bekal saat mendaki memang butuh perhatian ekstra supaya gak cepat basi. Dari pemilihan menu, wadah yang tepat, hingga cara menata bekal di carrier, semuanya punya peran penting. Dengan langkah yang sederhana, makanan bisa tetap aman dan enak disantap di tengah perjalanan. Gak perlu khawatir lapar atau sakit perut gara-gara bekal rusak. Jadi, yuk terapkan cara-cara tadi biar pendakianmu makin nyaman dan bebas drama bekal basi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team