Perbedaan Ketupat dan Lontong, Menu Andalan saat Idul Fitri

Gak cuma beda bentuk saja, lho!

Ketupat dan lontong merupakan dua makanan yang muncul saat Hari Raya Idulfitri. Namun, ada pula beberapa daerah yang menjadikan keduanya sebagai makanan khas dengan lauk pendamping beragam, seperti kupat tahu, kupat lodoh, lontong balap, dan lontong dekem.

Ketupat maupun lontong juga terbuat dari beras, tapi tampilannya berbeda. Keduanya dapat disajikan bersama maupun sebagai pengganti satu sama lain. Namun ternyata, perbedaan ketupat dan lontong gak hanya pada tampilannya saja, lho.

Perbedaan ketupat dan lontong ternyata cukup banyak, mulai dari makna, bentuk, cara memasak, hingga cara penyajiannya. Kamu sudah tahu belum, nih?

Baca Juga: 5 Makna Hari Raya Idul Fitri yang Sebenarnya, Kebahagiaan Umat Islam!

1. Makna dan filosofi

Perbedaan Ketupat dan Lontong, Menu Andalan saat Idul Fitriilustrasi ketupat (vecteezy.com/103698438514450631865)

Ketupat atau kupat berasal dari kata dalam bahasa Jawa, “ngaku lepat” yang bermakna mengakui kesalahan. Ada pula yang menambahkan “laku papat” yang berarti empat tindakan. Keempat tindakan tersebut yakni lebaran, luberan, leburan, dan laburan

Lebaran berarti akhir dan usai, sebagai pertanda bahwa bulan Ramadan telah usai dan siap menyongsong Idulfitri. Luberan berarti berbagai, mengeluarkan sebagian harta yang lebih (luber) kepada yang membutuhkan. Leburan berarti habis dan melebur, momen saling melebur dosa dengan saling memaafkan. Laburan dimaknai bahwa hati seorang muslim harus kembali jernih dan putih.

Bungkus ketupat yang terbuat dari janur kuning melambangkan penolak bala bagi masyarakat Jawa. Sedangkan bentuknya yang umum memiliki empat sisi, mencerminkan prinsip “kiblat papat lima pancer”. Manusia akan selalu kembali kepada Allah di mana saja berada dan anyamannya yang rumit mewakili beragam kesalahan yang dilakukan manusia.

Perbedaan Ketupat dan Lontong, Menu Andalan saat Idul FitriIlustrasi lontong (vecteezy.com/reezkypradata)

Lontong diyakini berasal dari “olone dadi kothong” yang berarti kejelekan menjadi kosong. Singkatnya, kesalahan akan habis karena telah bermaaf-maafan. Apabila lontong ini dikaitkan dengan momen saling memaafkan saat Idulfitri.

Ada pula yang menyebut lontong dengan klontong yang bermakna jembatan kecil. Jembatan ini dapat membantu orang melangkah dari satu tempat ke tempat lain. Jika manusia memiliki hati yang lapang, maka akan suka membantu orang lain.

Sedangkan teksturnya yang keras di luar tapi lembut di dalam, melambangkan bahwa hati yang keras akan mudah menerima nasihat orang lain. Hati yang lunak akan mudah menolong orang lain. Harapannya, setelah momen Lebaran, hati akan kembali melunak.

2. Pembungkus yang digunakan

Perbedaan Ketupat dan Lontong, Menu Andalan saat Idul Fitriilustrasi ketupat dan daun pisang (vecteezy.com/103698438514450631865vecteezy.com/jirawatfoto)

Ketupat dan lontong mudah dikenali dari bentuk serta bahan pembungkus yang digunakan. Ketupat dibungkus menggunakan janur alias daun kelapa yang masih muda. Kemudian, dipisahkan dari lidinya dan dianyam hingga berbentuk segi empat.

Janur yang digunakan juga gak sembarangan. Sebaiknya menggunakan janur berwarna kuning cerah berukuran sedang supaya hasil anyaman bungkus ketupat tidak terlalu besar dan beras yang dibutuhkan tidak terlalu banyak.

Sedangkan lontong berbentuk tabung dibungkus dengan daun pisang. Kamu boleh menggunakan daun pisang apa saja untuk membungkus lontong, tapi kerap kali disarankan menggunakan daun pisang batu atau klutuk. Selain daun pisang, ada pula yang menggunakan plastik sebagai bungkus lontong.

Baca Juga: 5 Tips Membuat Lontong dari Nasi Sisa, Tetap Enak!

3. Cara memasak

Perbedaan Ketupat dan Lontong, Menu Andalan saat Idul Fitriilustrasi merebus air (freepik.com/valeria-aksakova)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ketupat dan lontong terbuat dari beras. Cara memasak keduanya berbeda, demikian pula dengan tekstur yang dihasilkan. Tekstur ketupat kerap kali lebih padat serta cukup kering daripada lontong, lebih empuk dan kerap berair.

Ketupat menggunakan beras yang telah dicuci bersih. Kemudian, diisikan ke dalam ketupat hingga setengah penuh. Setelah itu, direbus menggunakan air mendidih hingga matang, sambil menambahkan airnya lagi jika menyusut.

Sedangkan lontong dapat dibuat dengan teknik aron. Beras yang telah dicuci bersih dimasak setengah matang menggunakan air mendidih. Setelah itu, dibungkus menggunakan daun pisang. Lontong direbus kembali menggunakan air mendidih hingga matang.

Kamu juga bisa membuat lontong seperti membuat ketupat. Siapkan selongsong dari daun pisang, lalu masukkan beras yang telah dicuci dengan takaran ¾ bagian. Setelah itu, ditutup sisi lainnya dengan menyematkan tusuk gigi pada daun pisang.

Siapkan air mendidih, lalu masukkan lontong hingga semua bagian terendam. Masak lontong menggunakan api sedang. Setelah lontong mengembang dan matang, angkat dan diamkan selama 3 jam sebelum siap disajikan.

4. Cara penyajian keduanya berbeda

Perbedaan Ketupat dan Lontong, Menu Andalan saat Idul Fitriilustrasi ketupat dengan lauk lengkap dan lontong kupang (commons.wikimedia.org/AWG97commons.wikimedia.org/Mr._Francozzz)

Ketupat dan lontong memang dapat disajikan bersama, tapi ketupat gak bisa lepas dari makna filosofis Idulfitri. Makanya ketupat menjadi sajian istimewa untuk disantap bersama keluarga. Biasanya, ketupat disajikan dengan menu berkuah santan, seperti opor, gulai, dan sambal.

Sedangkan lontong bisa disajikan dengan sambal kacang, sambal kecap, sayur lodeh, bakso, maupun sate. Jadi, tidak harus disajikan dengan dengan kuah santan. Selain itu, ada lontong juga identik sebagai hidangan wajib saat Cap Go Meh.

Nah, sekarang kamu sudah tahu perbedaan ketupat dan lontong yang sama-sama disajikan saat Idulfitri. Gak cuma bentuknya yang beda, cara membuat hingga cara penyajiannya juga beda. Namun, keduanya bisa disajikan bersamaan, kok.

Baca Juga: 3 Alasan Mengapa Lebaran Identik dengan Ketupat, Sudah Tahu? 

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya