Jarang Disadari, Ini 5 Kesalahan Fatal saat Menyeduh Ceremonial Matcha

Ceremonial matcha adalah jenis matcha berkualitas tinggi yang biasa digunakan dalam upacara minum teh di Jepang. Meskipun begitu, sayangnya banyak orang yang masih sering membuat kesalahan saat menyeduhnya.
Kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan tanpa disadari ini bisa memengaruhi rasa dan tekstur matcha yang seharusnya lembut, kaya rasa, dan umami. Yuk, simak beberapa kesalahan yang sering dilakukan saat menyeduh cermonial matcha dalam artikel ini agar kamu bisa merasakan kenikmatan matcha dalam setiap tegukan!
1. Menyeduh menggunakan air mendidih

Menyeduh ceremonial matcha dengan air mendidih adalah kesalahan yang sering tidak disadari tapi banyak dilakukan orang. Padahal, matcha jenis ini memiliki karakter atau cita rasa yang sangat sensitif terhadap paparan suhu tinggi.
Suhu yang ideal untuk menyeduhnya adalah antara 60–70°C. Suhu ini cukup panas untuk melarutkan bubuk matcha, tapi tetap bisa menjaga rasa umami yang lembut dan manis alami dari matcha. Penggunaan air yang terlalu panas atau mendidih justru akan membakar bubuk matcha, sehingga menghasilkan rasa pahit dan aroma yang tajam.
2. Tidak menyaring bubuk matcha terlebih dahulu

Bubuk matcha sering kali memiliki tekstur yang mudah menggumpal karena sifatnya yang halus dan lembap, sehingga sangat penting untuk selalu menyaringnya sebelum diseduh. Jika proses penyaringannya dilewatkan, gumpalan dari bubuk matcha bisa mengganggu kesempurnaan tekstur matcha, sehingga membuat seduhan terasa kasar di lidah.
Proses penyaringan hanya membutuhkan waktu yang sebentar, namun hasilnya akan sangat signifikan sehingga ceremonial matcha akan lebih mudah larut dan menghasilkan tekstur yang lembut dan creamy.
3. Mengaduk dengan gerakan yang salah

Mengaduk ceremonial matcha dengan gerakan yang salah bisa mempengaruhi hasil kualitas busa dan cita rasa matcha itu sendiri. Gerakan mengaduk saat proses penyeduhan matcha bukan sekadar asal mengaduk, melainkan memerlukan teknik yang tepat untuk menghasilkan tekstur yang sempurna.
Kamu bisa menggunakan chasen dan menggerakkannya dengan pola zig-zag seperti huruf "W" atau "M" yang dengan ritme yang cepat agar membantu menciptakan busa lembut di permukaan matcha. Busa ini bukan hanya menambah estetika, tetapi juga menandakan bahwa matcha diseduh dengan benar, sehingga rasanya lebih halus dan menyatu.
4. Memakai takaran yang berlebihan

Sering kali, banyak orang menakar ceremonial matcha dengan patokan "secukupnya" tanpa memperhatikan proporsi atau takaran yang benar untuk tiap sajian. Padahal, takaran yang tidak konsisten bisa mengubah keseimbangan cita rasa matcha.
Jika terlalu banyak bubuk matcha yang digunakan, rasa yang dihasilkan bisa menjadi terlalu pahit, bahkan mengalahkan nuansa lembut dan umami yang seharusnya ada. Sebaliknya, jika takaran yang digunakan terlalu sedikit, hal ini juga dapat membuat rasa matcha menjadi kurang terasa. Cukup gunakan 1–2 gram bubuk matcha untuk 60–70 ml air.
5. Menambahkan bahan dengan rasa kuat ke dalam matcha

Menambahkan bahan dengan rasa kuat seperti susu, gula, karamel, atau sirup ke dalam matcha sering kali dilakukan untuk memperkaya rasa. Namun hal ini justru dapat menghilangkan keaslian dan keunikan rasa matcha itu sendiri.
Ceremonial matcha memiliki rasa alami yang halus dan umami yang seharusnya dinikmati dalam bentuk murni tanpa adanya bahan tambahan dengan rasa yang mendominasi. Ketika bahan tambahan dengan rasa dominan dimasukkan, rasa tersebut bisa mengalahkan cita rasa matcha, sehingga menjadikannya terlalu manis atau beraroma berat.
Dengan beberapa kesalahan di atas, kamu bisa menghindari dan dapat mulai menikmati matcha dengan cara yang lebih sempurna dan menghargai keaslian rasa yang dimilikinya. Setiap detail kecil, seperti suhu air dan takaran yang tepat, akan berperan besar dalam menciptakan pengalaman menyeduh matcha yang menyegarkan dan memuaskan.