Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Kue Jahe Identik dengan Natal? Ini Sejarahnya

ilustrasi sejarah kue jahe (unsplash.com/ Myriam Zilles)
ilustrasi sejarah kue jahe (unsplash.com/ Myriam Zilles)
Intinya sih...
  • Kue jahe adalah kudapan Natal yang terbuat dari jahe, madu, dan rempah-rempah dengan dua variasi tekstur.
  • Asal usul kue jahe bermula dari biksu Armenia Gregory di Prancis pada abad ke-13 dan dibawa ke Swedia oleh imigran Jerman.
  • Kue jahe identik dengan Natal karena cerita Hansel and Gretel serta tradisi mendekorasi kue jahe di Swedia dan Norwegia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hal yang paling ditunggu saat Natal tiba adalah menikmati hidangan bersama orang tersayang. Tentunya setiap keluarga memiliki tradisi masing-masing. Tapi di antara banyaknya makanan, ada gingerbread atau roti jahe yang sudah menjadi kudapan khas Natal hampir di seluruh dunia. 

Pernah penasaran gak sih kenapa roti jahe identik dengan Natal atau bagaimana asal usul roti tersebut sampai banyak dikenal saat ini? Agar tak lagi penasaran, yuk simak ulasannya berikut ini.

Table of Content

1. Apa itu kue jahe?

1. Apa itu kue jahe?

ilustrasi kue jahe (pexels.com/@guvo)
ilustrasi kue jahe (pexels.com/@guvo)

Dikutip dari laman Sanberg, istilah roti jahe berawal dari jahe yang diawetkan dan merujuk pada manisan yang dibuat dengan madu dan rempah-rempah. 

Saat ini, makna tersebut sudah bergeser kepada kue jahe berbahan jahe yang rasanya sedikit pedas dan manis dan dibuat dengan cara dipanggang. Kue jahe sendiri terdiri dari dua variasi, yaitu roti yang teksturnya lembut dan lembap hingga biskuit yang tekstur renyah.

2. Asal usul kue jahe

ilustrasi kue jahe (unsplash.com/Niklas Ohlrogge (niamoh.de))
ilustrasi kue jahe (unsplash.com/Niklas Ohlrogge (niamoh.de))

Ada berbagai versi tentang sejarah roti jahe. Salah satunya yang ditemukan dalam laman Yummy Bazaar di mana seorang biksu bernama Armenia Gregory dari Nicopolis dianggap sebagai 'bapak' kue jahe. Sayangnya, tidak ada informasi paten mengenai dari mana dia mendapatkan resep atau apakah dia benar-benar penciptanya. 

Namun dari mulut ke mulut, dipercaya bahwa Gregory datang dan tinggal di Prancis sejak tahun 992 dan, selama tujuh tahun berikutnya hingga kematiannya, ia banyak mengajarkan orang-orang Kristen Prancis cara membuat kue. 

Kemudian, pada abad ke-13, kue jahe dibawa ke Swedia oleh seorang imigran asal Jerman. Selanjutnya di abad ke-15, para biarawati Swedia memanggang kue jahe untuk meredakan gangguan pencernaan. Akhirnya 2 abad kemudian, biskuit ini mulai banyak dijual di biara, apotek, dan pasar petani di alun-alun kota.

3. Teori kenapa kue jahe identik dengan Natal

ilustrasi sejarah kue jahe (unsplash.com/ Myriam Zilles)
ilustrasi sejarah kue jahe (unsplash.com/ Myriam Zilles)

Kenapa roti jahe identik dalam perayaan Natal tak serta merta datang begitu saja. Salah satu teorinya datang karena cerita rakyat yang tersohor berjudul Hansel and Gretel, dongeng yang identik dengan perayaan Natal. 

Dari laman Food Republic diketahui bahwa dari dongeng Brothers Grimm ini banyak penggemar yang merasa terinspirasi dengan rumah karakter penyihir jahat yang aslinya terbuat dari roti, kue, permen, dan makanan manis lainnya menjadi terbuat dari kue jahe. Lantas seiring berjalannya waktu, rumah penyihir tersebut justru berubah menjadi versi kue jahe. 

4. Tradisi klasik kue jahe

ilustrasi sejarah kue jahe (unsplash.com/Sandie Clarke)
ilustrasi sejarah kue jahe (unsplash.com/Sandie Clarke)

Dikutip dari laman Sandberg, ada tradisi unik nan klasik di Swedia di mana umumnya keluarga akan mendekorasi roti jahe bersama-sama menjelang Natal. Awalnya roti jahe tersebut hanya berbentuk 2D hingga kini ada yang versi 3D. 

Hal yang sama juga terjadi di Norwegia di mana sejak tahun 1991 terbangun tradisi yang disebut PepperkakebyenPepperkakebyen sendiri adalah kota kue jahe terbesar di dunia yang letaknya di pusat kota Bergen. Di 'kota' ini akan ditemukan gedung, rumah, bahkan kendaraan dari kue jahe yang dibangun oleh warga lokal, tak terkecuali anak-anak. 

Ternyata, di balik sebuah kudapan tersebut ada cerita panjang nan seru, ya. Sejarah kenapa kue jahe identik dengan Natal pun menarik buat dikulik beserta tradisi di dalamnya. Kalau kamu sendiri, sudah pernah makan atau atau ikut menghias kue jahe sebelummya? 

 

FAQ Seputar Kue Jahe Identik dengan Natal

Apa itu kue jahe dalam tradisi Natal?

Kue jahe adalah kue panggang yang menggunakan jahe sebagai bahan utama, dengan rasa manis dan sedikit pedas dari rempah. Bentuknya bisa berupa roti empuk yang lembap maupun biskuit renyah. Awalnya, istilah “roti jahe” merujuk pada jahe yang diawetkan sebagai manisan dengan madu dan rempah, tetapi seiring waktu bergeser menjadi kue panggang beraroma jahe yang kita kenal sekarang.

Bagaimana sejarah awal kue jahe sampai dikenal luas?

Ada beberapa versi cerita, salah satunya menyebut seorang biarawan bernama Gregory dari Nicopolis sebagai sosok yang menyebarkan resep kue jahe di Eropa. Ia dikisahkan mengajarkan cara membuat kue ini kepada orang Kristen di Prancis sekitar abad ke-10. Di abad-abad berikutnya, roti atau kue jahe menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Swedia, dan sempat digunakan para biarawati sebagai kudapan yang dipercaya membantu masalah pencernaan. Lama-kelamaan, kue jahe tidak hanya dibuat di lingkungan religius, tetapi juga dijual di apotek dan pasar kota.

Kenapa kue jahe bisa identik dengan perayaan Natal?

Kaitannya dengan Natal tidak muncul begitu saja. Salah satu teori populer menyebut pengaruh dongeng “Hansel and Gretel” karya Brothers Grimm. Rumah sang penyihir dalam cerita tersebut divisualisasikan sebagai bangunan yang seluruhnya terbuat dari kue dan manisan. Dalam perkembangan budaya populer, wujud rumah itu kemudian “diterjemahkan” menjadi rumah dari kue jahe lengkap dengan dekorasi manis, sehingga sosok roti/kue jahe makin kuat diasosiasikan dengan suasana Natal dan musim dingin.

Apa saja tradisi klasik yang berkaitan dengan kue jahe di Eropa?

Di beberapa negara Skandinavia, kue jahe bukan hanya dimakan, tetapi juga dihias bersama keluarga menjelang Natal. Di Swedia, misalnya, ada kebiasaan keluarga membuat dan mendekorasi kue jahe dalam berbagai bentuk, yang awalnya sederhana dua dimensi lalu berkembang menjadi bentuk tiga dimensi seperti rumah atau bangunan lain. Di Norwegia, tradisi ini naik kelas menjadi “kota kue jahe” bernama Pepperkakebyen di Bergen: sebuah instalasi besar berisi miniatur rumah, gedung, dan kendaraan dari kue jahe yang dibuat oleh warga, termasuk anak-anak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dyar Ayu
EditorDyar Ayu
Follow Us

Latest in Food

See More

5 Tips Membuat Kushari untuk Camilan Sehat yang Tetap Mengenyangkan

26 Des 2025, 18:59 WIBFood