Kenapa Kue Jahe Identik dengan Natal? Ini Sejarahnya

Hal yang paling ditunggu saat Natal tiba adalah menikmati hidangan bersama orang tersayang. Tentunya setiap keluarga memiliki tradisi masing-masing. Tapi di antara banyaknya makanan, ada gingerbread atau roti jahe yang sudah menjadi kudapan khas Natal hampir di seluruh dunia.
Pernah penasaran gak sih kenapa roti jahe identik dengan Natal atau bagaimana asal usul roti tersebut sampai banyak dikenal saat ini? Agar tak lagi penasaran, yuk simak ulasannya berikut ini.
1. Apa itu kue jahe?

Dikutip dari laman Sanberg, istilah roti jahe berawal dari jahe yang diawetkan dan merujuk pada manisan yang dibuat dengan madu dan rempah-rempah.
Saat ini, makna tersebut sudah bergeser kepada kue jahe berbahan jahe yang rasanya sedikit pedas dan manis dan dibuat dengan cara dipanggang. Kue jahe sendiri terdiri dari dua variasi, yaitu roti yang teksturnya lembut dan lembap hingga biskuit yang tekstur renyah.
2. Asal usul kue jahe

Ada berbagai versi tentang sejarah roti jahe. Salah satunya yang ditemukan dalam laman Yummy Bazaar di mana seorang biksu bernama Armenia Gregory dari Nicopolis dianggap sebagai 'bapak' kue jahe. Sayangnya, tidak ada informasi paten mengenai dari mana dia mendapatkan resep atau apakah dia benar-benar penciptanya.
Namun dari mulut ke mulut, dipercaya bahwa Gregory datang dan tinggal di Prancis sejak tahun 992 dan, selama tujuh tahun berikutnya hingga kematiannya, ia banyak mengajarkan orang-orang Kristen Prancis cara membuat kue.
Kemudian, pada abad ke-13, kue jahe dibawa ke Swedia oleh seorang imigran asal Jerman. Selanjutnya di abad ke-15, para biarawati Swedia memanggang kue jahe untuk meredakan gangguan pencernaan. Akhirnya 2 abad kemudian, biskuit ini mulai banyak dijual di biara, apotek, dan pasar petani di alun-alun kota.
3. Teori kenapa kue jahe identik dengan Natal

Kenapa roti jahe identik dalam perayaan Natal tak serta merta datang begitu saja. Salah satu teorinya datang karena cerita rakyat yang tersohor berjudul Hansel and Gretel, dongeng yang identik dengan perayaan Natal.
Dari laman Food Republic diketahui bahwa dari dongeng Brothers Grimm ini banyak penggemar yang merasa terinspirasi dengan rumah karakter penyihir jahat yang aslinya terbuat dari roti, kue, permen, dan makanan manis lainnya menjadi terbuat dari kue jahe. Lantas seiring berjalannya waktu, rumah penyihir tersebut justru berubah menjadi versi kue jahe.
4. Tradisi klasik kue jahe

Dikutip dari laman Sandberg, ada tradisi unik nan klasik di Swedia di mana umumnya keluarga akan mendekorasi roti jahe bersama-sama menjelang Natal. Awalnya roti jahe tersebut hanya berbentuk 2D hingga kini ada yang versi 3D.
Hal yang sama juga terjadi di Norwegia di mana sejak tahun 1991 terbangun tradisi yang disebut Pepperkakebyen. Pepperkakebyen sendiri adalah kota kue jahe terbesar di dunia yang letaknya di pusat kota Bergen. Di 'kota' ini akan ditemukan gedung, rumah, bahkan kendaraan dari kue jahe yang dibangun oleh warga lokal, tak terkecuali anak-anak.
Ternyata, di balik sebuah kudapan tersebut ada cerita panjang nan seru, ya. Sejarah kenapa kue jahe identik dengan Natal pun menarik buat dikulik beserta tradisi di dalamnya. Kalau kamu sendiri, sudah pernah makan atau atau ikut menghias kue jahe sebelummya?