Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kimchi
ilustrasi kimchi (commons.wikimedia.org/Guilhem Vellut)

Intinya sih...

  • Sejarah panjang membentuk tradisi fermentasiFermentasi menjadi bagian penting dari kuliner Korea sejak ribuan tahun lalu ketika masyarakat harus menemukan cara menyimpan makanan untuk bertahan menghadapi musim dingin yang panjang.

  • Kondisi iklim korea mendorong inovasi fermentasiIklim Korea yang memiliki empat musim dengan musim dingin ekstrem membuat masyarakat harus mencari cara untuk menyimpan bahan pangan ketika sayur segar sulit diperoleh.

  • Fermentasi memberikan rasa lebih kompleks pada masakanSalah satu alasan fermentasi begitu penting dalam kuliner Korea adalah kemampuannya menghasilkan rasa yang kaya dan mendalam.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Teknik masak Korea dikenal kaya rasa dan berlapis aroma khas. Salah satu teknik atau metode memasak yang kerap digunakan orang Korea adalah fermentasi. Kimchi, doenjang, dan gochujang hanyalah sebagian contoh yang menunjukkan betapa fermentasi bukan sekadar cara mengolah bahan, melainkan bagian dari identitas kuliner Korea.

Metode fermentasi dipercaya mampu menjaga kesegaran makanan dalam waktu lama, sekaligus menghadirkan rasa yang kompleks dan mendalam. Kebiasaan ini lahir dari sejarah panjang dan berakar kuat pada budaya lokal yang menyesuaikan diri dengan kondisi alam dan musim.

Lantas, kenapa orang Korea suka memasak dengan metode fermentasi? Ini beberapa faktanya yang mungkin selama ini kamu cari-cari!

1. Sejarah panjang membentuk tradisi fermentasi

ilustrasi jeotgal (commons.wikimedia.org/Jo Hanshin)

Fermentasi menjadi bagian penting dari kuliner Korea sejak ribuan tahun lalu ketika masyarakat harus menemukan cara menyimpan makanan untuk bertahan menghadapi musim dingin yang panjang. Pada masa itu, teknologi penyimpanan modern belum tersedia, sehingga masyarakat mengandalkan fermentasi untuk menjaga bahan pangan tetap aman dikonsumsi. Proses ini terbukti efektif memperpanjang usia simpan sayuran dan kedelai yang menjadi bahan pokok.

Seiring waktu, teknik ini tidak hanya bertahan sebagai cara praktis, tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya. Banyak resep fermentasi turun-temurun yang diwariskan antargenerasi tanpa banyak perubahan. Setiap keluarga bahkan memiliki cita rasa khas dalam membuat kimchi atau doenjang. Tradisi ini menunjukkan bahwa fermentasi tidak sekadar teknik masak Korea, tetapi juga warisan budaya yang menandai keberlangsungan hidup masyarakatnya.

2. Kondisi iklim korea mendorong inovasi fermentasi

ilustrasi makgeolli (commons.wikimedia.org/용스토리)

Iklim Korea yang memiliki empat musim dengan musim dingin ekstrem membuat masyarakat harus mencari cara untuk menyimpan bahan pangan ketika sayur segar sulit diperoleh. Fermentasi menjadi solusi alami, karena dapat mempertahankan nutrisi dan rasa sayuran meskipun disimpan dalam waktu lama. Dengan cara ini, keluarga dapat tetap menikmati asupan sayuran dan bumbu, meskipun kondisi cuaca tidak mendukung panen baru.

Selain faktor iklim, kondisi geografis berbukit dan musim panas yang lembap juga memengaruhi proses fermentasi. Lingkungan tersebut membantu pertumbuhan mikroorganisme yang berperan dalam menciptakan rasa khas kimchi, gochujang, dan doenjang. Kombinasi faktor alam ini membentuk ciri khas teknik masak Korea yang menonjolkan fermentasi sebagai cara mempertahankan cita rasa sekaligus kualitas gizi.

3. Fermentasi memberikan rasa lebih kompleks pada masakan

ilustrasi doenjang (commons.wikimedia.org/570cjk)

Salah satu alasan fermentasi begitu penting dalam kuliner Korea adalah kemampuannya menghasilkan rasa yang kaya dan mendalam. Proses ini memecah komponen alami dalam bahan makanan, sehingga menghasilkan kombinasi rasa gurih, asam, dan sedikit manis yang tidak dapat ditiru oleh bumbu instan. Kimchi, misalnya, dikenal memiliki lapisan rasa yang berkembang seiring waktu penyimpanan.

Kompleksitas rasa ini membuat hidangan fermentasi sering menjadi elemen utama yang memperkaya berbagai menu masakan. Bumbu fermentasi, seperti gochujang dan doenjang, mampu memberikan aroma khas dan rasa umami yang menyatu dengan sup, tumisan, maupun hidangan panggang. Inilah sebabnya teknik masak Korea tidak bisa dilepaskan dari fermentasi, karena dianggap mampu menghadirkan dimensi rasa yang lebih dalam.

Fermentasi bukan sekadar teknik dapur biasa bagi masyarakat Korea. Cara ini lahir dari kebutuhan menghadapi musim dingin, lalu berkembang menjadi warisan budaya, sekaligus memperkaya rasa dan memberikan manfaat bagi kesehatan. Dari meja makan hingga tradisi sosial, teknik masak Korea yang mengandalkan fermentasi tetap relevan dan terus dijaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team