Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi restoran chinese food (unsplash.com/Samuel Yongbo Kwon)

Kalau kamu pernah makan di restoran Chinese Food, pasti gak asing lagi dengan meja bundar besar lengkap dengan lazy susan atau putaran di tengahnya. Meja ini sering jadi pusat kebersamaan saat makan keluarga, pertemuan bisnis, sampai acara formal.

Tapi pernah gak sih kamu kepikiran kenapa harus meja bundar? Kenapa bukan meja kotak atau panjang seperti di restoran lain? Ternyata, pemilihan meja bundar di restoran Chinese Food bukan cuma soal gaya atau kebiasaan turun-temurun, lho. Di balik bentuknya yang bulat, ada filosofi dan fungsi sosial yang mendalam. Gak heran kalau meja bundar ini jadi simbol penting dalam budaya makan orang Tionghoa.

Berikut lima alasan kenapa restoran Chinese Food memilih meja bundar sebagai pilihan utama mereka.

1. Simbol kesetaraan dalam kebersamaan

ilustrasi restoran chinese food (commons.wikimedia.org/Bingar1234)

Meja bundar gak punya “kepala meja” seperti meja panjang. Artinya, semua orang duduk di posisi yang sama. Gak ada siapa yang lebih tinggi atau lebih rendah. Inilah yang membuat meja bundar dianggap sebagai simbol kesetaraan. Dalam budaya Tionghoa modern, hal ini jadi penting karena makan bersama bukan sekadar isi perut, tapi juga soal menjaga relasi sosial.

Walaupun dalam praktiknya masih ada aturan duduk, seperti tamu kehormatan biasanya duduk menghadap pintu atau arah timur. secara umum bentuk bundar tetap memudahkan interaksi lebih cair. Kamu bisa ngobrol dengan siapa pun tanpa harus menengok jauh.

2. Memudahkan makan bersama secara komunal

ilustrasi restoran chinese food (unsplash.com/Samuel Yongbo Kwon)

Salah satu ciri khas makan ala Tionghoa adalah sistem makan bersama alias family style. Semua hidangan diletakkan di tengah meja dan dibagi-bagi ke semua orang. Nah, di sinilah meja bundar berperan penting. Dengan tambahan lazy susan yang bisa diputar, setiap orang bisa menjangkau makanan tanpa ribet.

Dulu, orang-orang makan langsung dari piring besar di tengah meja, bahkan dengan sumpit pribadi. Tapi demi alasan kesehatan, sekarang lebih umum menggunakan sumpit atau sendok khusus untuk mengambil makanan ke piring masing-masing. Tradisi ini tetap mempertahankan nilai kebersamaan, tapi dengan cara yang lebih higienis.

3. Mewakili filosofi persatuan dan keharmonisan

ilustrasi kue bulan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Dalam bahasa Mandarin, kata yuan berarti bulat dan bisa diartikan sebagai persatuan atau pertemuan kembali. Jadi, duduk di meja bundar bukan sekadar gaya, tapi juga simbol dari reuni dan kebersamaan keluarga atau teman setelah lama gak bertemu.

Filosofi ini kuat banget terutama saat perayaan besar seperti Tahun Baru Imlek atau Festival Musim Gugur. Gak cuma meja bundar, makanan yang disajikan juga berbentuk bulat, seperti tangyuan atau kue bulan. Bentuk bulat dianggap membawa hoki, keharmonisan, dan kelimpahan.

4. Desainnya fleksibel dan praktis

ilustrasi restoran chinese food (commons.wikimedia.org/2012 Hatestye)

Selain nilai budaya, meja bundar juga dipilih karena lebih praktis secara teknis. Dibanding meja panjang yang berat dan kaku, meja bundar umumnya bisa dibongkar pasang. Bagian atas dan kakinya terpisah, bahkan Lazy Susan-nya bisa dilepas. Jadi, kalau perlu dipindah atau disimpan, jauh lebih gampang.

Menariknya lagi, banyak meja bundar yang bisa diatur ukurannya. Jadi, kalau mau makan berdua, berlima, atau rame-rame bareng sepupu satu angkatan, tinggal diatur aja.

5. Menumbuhkan rasa hormat dan tata krama

ilustrasi restoran chinese food (freepik.com/freepik)

Meskipun bentuknya inklusif, ada etika khusus yang tetap dijaga di meja bundar Tionghoa. Misalnya, orang paling tua atau tamu kehormatan akan jadi orang pertama yang mengambil makanan atau memberikan isyarat bahwa makan boleh dimulai.

Selain itu, aturan sopan santun lainnya juga berlaku. Seperti memutar Lazy Susan searah jarum jam, membawa piring lebih dekat saat mengambil makanan, dan gak mengambil dari sisi yang jauh. Hal kecil ini justru menunjukkan rasa hormat dan tata krama yang jadi bagian penting dalam budaya makan mereka.

Meja bundar di restoran Chinese Food bukan sekadar pilihan estetika atau kebetulan. Di balik bentuknya yang sederhana, tersimpan makna sosial, filosofi hidup, hingga nilai praktis yang luar biasa. Meja ini mengajarkan banyak hal tentang kesetaraan, kebersamaan, dan rasa hormat antar sesama.

Jadi, lain kali kamu makan di restoran Chinese Food dan duduk di meja bundar, kamu jadi tahu bahwa di situ bukan cuma makanan yang dibagi, tapi juga nilai-nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team