Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi minyak zaitun
ilustrasi minyak zaitun (pexels.com/Pixabay)

Intinya sih...

  • Minyak sayur adalah bagian dari minyak goreng, terbuat dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan.

  • Minyak sayur terbuat dari ekstraksi bagian tumbuhan, memiliki konsistensi cair, dan mengandung gizi omega-9 dan omega-6.

  • Jenis minyak goreng dapat berupa cair atau padat, serta tidak semua minyak sayur cocok untuk menggoreng.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah membaca resep yang salah satu bahannya adalah minyak sayur? Nah, sebagian besar dari kamu pasti beranggapan bahwa minyak sayur adalah minyak goreng. Sekilas, keduanya punya fungsi yang mirip, yaitu untuk memasak, terkhusus menggoreng, menumis, atau memanggang.

Walaupun sama-sama minyak, keduanya punya beberapa perbedaan, seperti bahan baku, kegunaan, hingga jenisnya. Lantas, apa saja perbedaan minyak goreng dan minyak sayur yang jarang diketahui banyak orang? Coba cek ulasan ini sampai akhir, ya!

1. Minyak sayur adalah bagian dari minyak goreng

Ilustrasi orang sedang menggoreng (pexels.com/Ron Lach)

Seperti namanya, minyak goreng adalah minyak yang digunakan untuk menggoreng atau memasak. Secara definisi, minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau lemak hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair pada suhu ruang dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan.

Minyak goreng punya berbagai jenis, baik dari asal atau bahannya dan dari bentuknya. Minyak goreng dapat berasal dari lemak nabati, hewani, atau sintesis. Salah satu jenis minyak goreng adalah minyak sayur. Yap, minyak sayur adalah bagian dari minyak goreng, tetapi tidak semua minyak sayur dapat digunakan untuk menggoreng. Selain minyak sayur atau nabati, ada juga minyak goreng hewani, seperti lemak sapi, lemak babi, lemak bebek, atau mentega (ghee), yang diperoleh dari hewan.

2. Minyak sayur terbuat dari ekstraksi bagian tumbuhan

ilustrasi minyak kelapa (pexels.com/Tijana Drndarski)

Kamu pasti mengenal minyak kelapa sawit, minyak zaitun, minyak kelapa, minyak jagung, atau minyak kanola, kan? Nah, itu merupakan contoh minyak sayur. Seperti yang dijelaskan di atas, minyak sayur juga merupakan bagian dari minyak goreng.

Minyak sayur sendiri adalah minyak yang terbuat dari esktraksi minyak berbagai bagian tumbuhan, seperti biji-bijian, daun, atau buah. Minyak sayur memiliki konsistensi cair, berwarna kuning bening, dan dapat disimpan dalam suhu ruang, dan terdiri dari 100 persen minyak serta minimal 0,30 persen air. Lebih lanjut, minyak sayur memiliki kandungan gizi omega-9 (asam oleat) dan omega-6 (asam linoleat).

3. Jenis minyak goreng, ada yang padat dan ada yang cair

ilustrasi cooking oil (pexels.com/Ron Lach)

Minyak goreng dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu minyak nabati (sayur) dan hewani. Selain itu, minyak goreng juga dikelompokkan berdasarkan bentuknya, yaitu cair dan padat. Minyak cair tentunya mempunyai bentuk cair, berwarna putih hingga kekuningan yang jernih, dan dapat langsung digunakan untuk menggoreng.

Sementara itu, minyak goreng padat bentuknya padat dengan penampakan keruh atau tidak jernih, dan sebelum menggunakannya untuk memasak, harus dicairkan terlebih dahulu. Tekstur yang dihasilkan minyak goreng padat dan cair cukup berbeda, minyak goreng padat memberikan tekstur makanan lebih renyah dan kering dibandingkan dengan minyak goreng cair.

4. Tidak semua minyak sayur cocok untuk menggoreng

ilustrasi menumis dengan minyak (pexels.com/Kindel Media)

Minyak sayur mengacu pada semua minyak yang berasal dari tumbuhan, seperti minyak kedelai, minyak jagung, minyak zaitun, minyak kelapa, minyak sawit, dan lainnya. Namun, tidak semua minyak tersebut bisa digunakan untuk menggoreng.

Berdasarkan buku Pedoman Cara Menggoreng yang Baik untuk UMKM yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, minyak sawit dan minyak kelapa dapat digunakan untuk menumis dan menggoreng, sedangkan minyak kedelai, jagung, dan kanola lebih disarankan untuk menumis saja.

Extra virgin olive oil dan minyak wijen juga termasuk termasuk minyak sayur, tapi kurang cocok untuk menggoreng karena titik asapnya rendah. Keduanya lebih cocok digunakan untuk menumis atau sebagai dressing makanan saja.

Di sisi lain, minyak goreng merupakan minyak yang sudah disesuaikan untuk memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng. Minyak goreng memiliki titik asap lebih tinggi, sehingga stabil dan aman untuk menggoreng dalam waktu yang lama.

5. Kegunaan lain minyak sayur

ilustrasi minyak untuk memijat (pexels.com/cottonbro studio)

Berbeda dengan minyak goreng yang memang difokuskan untuk kebutuhan masak-memasak, terutama menggoreng, menumis, dan memanggang, minyak sayur punya berbagai fungsi di luar untuk kuliner. Minyak sayur juga berfungsi untuk penggunaan lain, seperti pijat atau minyak rambut. Contohnya, minyak kelapa, argan, dan biji jarak (castor oil) yang punya khasiat untuk menguatkan akar rambut dan mencegah rambut rontok.

Minyak sayur juga digunakan sebagai bahan dasar berbagai sedian obat luar, seperti lotion, krim, salep, atau emulsi. Lebih lanjut, minyak sayur, seperti minyak kedelai dan minyak sawit, dapat diolah menjadi lilin aromaterapi atau pelapis alami buah dan sayuran agar lebih awet.

Minyak sayur bukan hanya untuk menggoreng saja, ada beberapa jenis minyak sayur yang digunakan untuk hal di luar kuliner. Begitu pula dengan minyak goreng, selama ini kita mengenal minyak sawit sama dengan minyak goreng, padahal minyak goreng juga ada yang terbuat dari lemak hewan. Sekarang kamu sudah tahu perbedaan minyak goreng dan minyak sayur, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team