5 Trivia Lompong Sagu, Dibuatkan Lagu Saking Populernya lho!
instagram.com/dispar.sumbar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sagu adalah salah satu sumber karbohidrat. Lazimnya, sagu dijual sebagai tepung baik dalam bentuk curah ataupun dipadatkan dengan kemasan berupa daun pisang. Bahan nabati ini pun agaknya juga menjadi bahan pokok bagi masyarakat di daerah tertentu.
Nah, kalau lompong sagu merupakan satu dari sederet kudapan tradisional dari ranah Minang, Sumatera Barat. Kudapan ini gak kalah unik, lho!
1. Lompong sagu terbilang populer sebab diadaptasikan ke dalam lirik lagu pada 1960an
instagram.com/irfan_jimmyLompong sagu telah ada sejak beberapa dekade silam. Bahkan, camilan ini terbilang populer sebab diangkat menjadi salah satu lirik lagu. Tepatnya, lagu lawas yang dinyanyikan oleh Elly Kasim pada tahun 1960an.
Lompong sagu lompong sagu bagulo lawang
Lompong sagu lompong sagu bagulo lawang
Di tangah tangah di tangah tangah karambia mudo
Di tangah tangah di tangah tangah karambia mudo
Sadang katuju sadang katuju dirabuik urang
Sadang katuju sadang katuju dirabuik urang
Awak juo awak juo malapeh hawo
Awak juo awak juo malapeh hawo
Lompong sagu, lompong sagu ‘rang Sungai Dareh
Lompong sagu, lompong sagu ‘rang Sungai Dareh
Di tangah tangah di tangah tangah balado mudo
Di tangah tangah di tangah tangah balado mudo
Rupo rancak rupo rancak tapi pamaleh
Rupo rancak rupo rancak tapi pamaleh
Indaklah ado indaklah ado urang nan suko
Indaklah ado indaklah ado urang nan suko
Lompong sagu lompong sagu badaun pandan
Lompong sagu lompong sagu badaun pandan
Di tangah tangah di tangah tangah gulo tangguli
Di tangah tangah di tangah tangah gulo tangguli
Banyak pitih banyak pitih urang tak sagan
Banyak pitih banyak pitih urang tak sagan
Budi haluih budi haluih mamikek hati
Budi haluih budi haluih mamikek hati
2. Lompong sagu sudah agak langka sebab mulai jarang dijumpai pada zaman sekarang
instagram.com/abunisseyUmumnya, lompong sagu relatif lebih sering tersedia pada bulan Ramadhan. Akan tetapi, pada zaman sekarang, kudapan klasik ini agak langka karena jarang dijumpai baik dalam keseharian maupun waktu-waktu tertentu. Salah satu penyebabnya adalah peminat dari lompong sagu yang mulai menurun.
Baca Juga: 5 Serba-Serbi Dakak-Dakak, Si Kubus Mini yang Kriuk dari Ranah Minang
3. Lompong saku diolah dari tepung sagu rumbia, pisang kepok, santan, kelapa, dan gula aren
Editor’s picks
instagram.com/abunisseyBahan baku dalam pengolahan lompong sagu yakni tepung sagu rumbia. Usut punya usut, sagu rumbia sempat menjadi makanan pokok sebagai alternatif dari nasi. Selain itu, bahan-bahan lain seperti santan, kelapa, dan pisang kepok juga tak kalah krusial.
Semua bahan dicampur dan diaduk hingga lumat merata, dibentuk menjadi persegi panjang (bagian dalamnya diisikan gula aren), lalu dibungkus daun pisang, dan dipanggang menggunakan sabut kelapa.
4. Lompong sagu bercita rasa manis, bertekstur kenyal, dan beraroma khas yang kentara
instagram.com/mammakeymbarPanganan yang satu ini menyuguhkan cita rasa manis. Untuk teksturnya, lompong sagu terasa agak kenyal namun lembut saat dilumat. Selain itu, aroma khas yang berasal dari pemanggangan dan daun pisang juga turut semakin menggugah selera.
5. Lompong sagu disantap bersama kopi atau teh, dan dikomersilkan dengan harga terjangkau
instagram.com/lkp_lyllySeporsi lompong sagu pun dibanderol dengan harga yang sangat ramah di saku. Untuk menikmatinya, pembeli cukup merogoh kocek sekitar Rp3.000 saja. Kudapan ini sedap dinikmati bersama secangkir kopi maupun teh hangat.
Kuliner tradisional juga bagian dari kekayaan budaya. Oleh sebab itu, sebagai generasi penerus bangsa, kita sudah selayaknya untuk melestarikan warisan budaya turun-temurun dari para pendahulu. Salah satunya adalah mengusung kembali kuliner khas yang mungkin sempat tergerus oleh perkembangan jaman. Kamu setuju gak?
Baca Juga: 10 Kosakata Bahasa Minang untuk Peralatan Makan, Praktikkan Langsung
Rahmadila Eka Putri
Hai, salam kenal. Terima kasih sudah membaca tulisan saya. Mari terhubung melalui Facebook (Rahmadila Eka Putri), Instagram (@rahmadilaekaputri), ataupun Twitter (@ladilacious), kritik dan sarannya juga dipersilahkan, lho!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
