6 Serba-Serbi Pisang Kapik, Sedapnya Gak Cuma Sekadar Sepik!
Satu bahan baku untuk membuat makanan dapat pula diolah ke dalam ragam kuliner yang lain. Misalnya, pisang. Buah yang lazim ditemukan di daerah tropis ini agaknya memang salah satu yang paling sering diolah ke dalam panganan. Contohnya saja adalah pisang kapik di Sumatera Barat. Yuk, simak ulasannya berikut!
1. Pisang kapik merupakan penganan tradisional dari Bukittinggi, Sumatera Barat
Usut punya usut, penganan ini merupakan kudapan khas dari Bukittinggi, Sumatera Barat. Lokasi yang kerap menjajakan pisang kapik contohnya di area wisata seperti Jam Gadang.
2. Pisang kapik menawarkan paduan cita rasa yang kaya melalui bahan-bahannya
Pisang kapik menyuguhkan cita rasa manis, legit, gurih, agak asam, dan sepat. Sensasi ini merupakan paduan dari bahan-bahannya. Selain itu, aroma pembakaran dari arang pun turut membuat aromanya lebih khas.
3. Penamaan pisang kapik merujuk pada cara membuatnya yang memang "dikapik"
Sesuai namanya, camilan ini memang dibuat dengan cara "dikapik" atau "dijepit" dalam bahasa Indonesia. Pisang kapik pada dasarnya merupakan pisang bakar biasa, tetapi pisang yang telah matang tersebut lantas dijepit menggunakan alat.
4. Pisang kapik menggunakan bahan baku berupa pisang kepok, parutan kelapa, dan gula merah
Lebih lanjut, pisang kapik menggunakan bahan baku berupa pisang kepok, parutan, dan gula merah. Mulanya, pisang digoreng, dikepit menggunakan alat, dibakar di atas bara arang tempurung kelapa, dan dibolak-balik supaya matangnya merata.
5. Pisang kapik sedap disantap selagi hangat, serta bersama teh ataupun kopi
Untuk penyajiannya, pasca dipanggang pisang kapik tersebut akan ditaburi dengan aluo yakni parutan kelapa yang dicampur gula merah cair. Pisang kapik sedap disantap selagi hangat, bersama teh maupun kopi.
6. Pisang kapik dijual dengan harga yang sangat terjangkau
Usut punya usut, pisang kapik merupakan kuliner tradisional yang sampai kini masih banyak peminatnya. Selain itu, pisang kapik dibanderol dengan harga yang ramah di saku, yakni sekitar Rp5000 per porsinya.
Kalau ke Bukittinggi, jangan lupa cicip kudapan yang satu ini ya!
