Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi ramen hokkaido style (commons.wikimedia.org/663highland)
ilustrasi ramen hokkaido style (commons.wikimedia.org/663highland)

Ramen Hokkaido style merupakan salah satu variasi ramen Jepang yang sangat khas dan populer. Nama Hokkaido sendiri merujuk pada sebuah pulau di utara Jepang yang terkenal dengan udara dingin serta bahan makanan berkualitas tinggi, seperti susu, jagung, dan seafood. Keunikan ramen ini tidak hanya terletak pada rasa, tetapi juga sejarah, penyajian, serta bagaimana setiap komponennya dipadukan.

Buat kamu pencinta makanan Jepang, rasanya kurang afdal kalau gak mengetahui sejumlah trivia menarik dari ramen Hokkaido ini.  Hmm, jadi makin penasaran, kan? Langsung saja simak lima trivia ramen Hokkaido style berikut. Keep on scrolling!

1. Inovasi kuliner Sapporo lewat kuah miso

ilustrasi ramen kuah miso (commons.wikimedia.org/毒島みるく)

Salah satu ciri utama ramen Hokkaido style terletak pada kuah miso-nya yang kaya rasa. Miso alias pasta kedelai fermentasi, mulai digunakan untuk kuah ramen sekitar tahun 1950-an di kota Sapporo. Pada masa itu, seorang pemilik restoran mencoba memasukkan miso ke dalam kuah ramen untuk menciptakan rasa yang lebih nikmat dan memberi sensasi hangat, terutama untuk menghadapi musim dingin di Hokkaido. Eksperimen denga kuah miso ini sukses besar dan menjadi ciri khas ramen Sapporo.

Keistimewaan kuah miso pada ramen Hokkaido style terletak pada rasa yang tercipta dari perpaduan antara miso, kaldu tulang babi, dan sedikit sentuhan bawang putih. Kombinasi ini menghasilkan kuah yang tebal dan gurih, memberikan sensasi hangat dari dalam tubuh yang sangat cocok untuk cuaca dingin. Bahkan, banyak orang percaya bahwa ramen miso Hokkaido ini menjadi salah satu hidangan paling sempurna untuk melawan hawa dingin di Jepang.

2. Perpaduan jagung dan mentega sebagai toppng ramen

ilustrasi ramen hokkaido style (commons.wikimedia.org/bioxzers)

Ramen Hokkaido dikenal dengan topping uniknya, yaitu jagung manis dan mentega. Jagung yang digunakan diperoleh hasil panen dari ladang-ladang yang ada di Hokkaido, yang mana jagung di sini memang terkenal memiliki rasa manis alami karena cuaca dingin di wilayah tersebut. Mentega yang ditambahkan gak cuma memberikan rasa creamy pada ramen, tetapi juga menjadi ciri khas kuliner lokal Hokkaido.

Campuran jagung dan mentega ini gak cuma bikin ramen terasa lebih lezat, tetapi juga jadi representasi bagaimana bahan-bahan lokal Hokkaido diintegrasikan dalam masakan. Kombinasi ini jarang ditemukan pada ramen dari daerah lain di Jepang, sehingga memberikan pengalaman makan yang berbeda dan membuat ramen Hokkaido semakin ikonik.

Bagi yang mencoba ramen Hokkaido untuk pertama kali, topping ini mungkin terdengar tidak biasa, tetapi sekali mencoba dijamin bakal ketagihan.

3. Mie keriting dengan tekstur kenyal untuk ramen Hokkaido

ilustrasi mie untuk ramen hokkaido (commons.wikimedia.org/Kropsoq)

Ramen Hokkaido style menggunakan mie keriting dengan tekstur yang lebih kenyal dibandingkan mie ramen pada umumnya. Mie ini dibuat dengan campuran tepung terigu khusus dan air mineral yang berasal dari pegunungan Hokkaido, yang dikenal sangat bersih dan kaya mineral. Proses pembuatan mie juga disesuaikan dengan cuaca dingin di Hokkaido, sehingga menghasilkan mie yang tidak mudah hancur saat direndam dalam kuah panas.

Keunikan mie keriting untuk ramen Hokkaido ini gak cuma pada teksturnya, tetapi juga kemampuannya untuk menyerap kuah ramen lebih banyak di setiap gigitan. Hal ini membuat setiap suapan ramen terasa lebih kaya rasa, seolah setiap bahan dari ramen benar-benar bekerja sama untuk menciptakan harmoni rasa.

Jika kamu pernah merasa mie pada ramen biasa terlalu lembek, mencicipi ramen Hokkaido ini pasti akan menjadi pengalaman baru yang lain daripada yang lain.

4. Penggunaan seafood khas Hokkaido

ilustrasi ramen hokkaido style (commons.wikimedia.org/Schellack)

Sebagai pulau yang dikelilingi laut, Hokkaido memang dikenal dengan hasil lautnya yang melimpah. Gak heran kalau ramen Hokkaido style sering kali menggunakan seafood sebagai salah satu bahan utamanya. Kaldu ramen di Hokkaido sering diberi tambahan kaldu ikan atau kerang yang memberikan rasa umami alami dan membuat kuah ramen semakin kompleks.

Selain itu, topping seperti kepiting, kerang, atau bahkan scallop sering ditemukan pada ramen di Hokkaido. Hal ini merupakan bentuk apresiasi dari kekayaan laut lokal Hokkaido yang sulit ditemukan di tempat lain.

Dengan menambahkan seafood, ramen Hokkaido style berhasil menciptakan identitas unik yang membedakannya dari ramen daerah lain di Jepang.

5. Penyajian ramen dengan memakai donburi khusus

ilustrasi ramen hokkaido style (commons.wikimedia.org/Toby Oxborrow)

Ramen Hokkaido style biasanya disajikan dalam mangkuk (donburi) khusus yang lebih tebal dibandingkan mangkuk ramen biasa. Mangkuk ramen Hokkaido memang  dibuat untuk menjaga suhu kuah tetap panas lebih lama, terutama karena ramen Hokkaido sering dinikmati di daerah dengan suhu dingin ekstrem. Selain itu, desain mangkuk ramen Hokkaido yang lebih besar memberikan ruang untuk kuah yang melimpah dan berbagai macam topping.

Menariknya, banyak restoran ramen di Hokkaido yang juga menambahkan elemen estetika pada mangkuk mereka, seperti motif bunga sakura atau gambar pemandangan Hokkaido. Hal semacam ini jelas menambah pengalaman visual saat menikmati ramen. Bahkan, beberapa pengunjung sengaja membawa pulang mangkuk ini sebagai souvenir, lho. Kombinasi rasa, aroma, dan penyajian yang indah membuat ramen Hokkaido style benar-benar spesial.

Jika kamu mencari pengalaman kuliner Jepang yang autentik, mencoba ramen Hokkaido style merupakan pilihan yang tepat. Gak cuma memanjakan lidah, tapi juga memperkaya wawasan tentang ragam kuliner Jepang yang lain daripada yang lain. Jadi, kapan nih kamu bakal mencicipi kehangatan semangkuk ramen Hokkaido style?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team