5 Tips Membuat Yakizakana, Ikan Bakar Lezat Khas Jepang

- Ikan bakar atau yakizakana punya tempat istimewa di hati masyarakat Jepang sebagai hidangan sederhana tapi kaya rasa.
- Pilih ikan berdaging padat seperti saba atau sanma, pastikan segar, dan bersihkan dengan teliti sebelum dibakar.
- Berhati-hatilah dalam penguasaan suhu api dan waktu memanggang, serta penyajiannya yang mencerminkan keindahan khas washoku.
Ikan bakar bukan cuma jadi favorit di Indonesia, tapi juga punya tempat istimewa di hati masyarakat Jepang lewat sajian khas bernama yakizakana. Hidangan ini tampil sederhana, tapi kaya rasa, karena mengandalkan kualitas ikan dan teknik memanggang.
Dalam budaya Jepang, yakizakana sering jadi menu sarapan atau makan siang yang menyuguhkan rasa alami tanpa banyak bumbu. Penasaran bagaimana cara bikin yakizakana yang autentik, tapi tetap bisa kamu recook di rumah? Terapkan beberapa tips membuat yakizakana berikut ini, ya!
1. Memilih jenis ikan yang cocok untuk dijadikan yakizakana

Jenis ikan berpengaruh besar terhadap tekstur dan rasa yakizakana, sehingga penting banget buat kamu gak asal ambil dari freezer. Umumnya, orang Jepang lebih memilih ikan berdaging padat, seperti saba (makarel) atau sanma (ikan saury Pasifik), karena ketiganya punya lemak alami yang pas saat kena bara api. Lemaknya bakal meleleh pelan dan meresap ke serat daging, bikin tiap gigitannya juicy tanpa perlu bantuan saus apa pun.
Pastikan kamu memilih ikan segar, karena kualitas rasa bakarannya jauh lebih terasa dibanding ikan yang sudah lama disimpan. Ikan segar punya mata yang jernih, sisik yang melekat kuat, dan aroma laut yang bersih tanpa bau menyengat. Jangan lupa bersihkan bagian insang dan isi perut ikan secara menyeluruh karena bagian tersebut bisa memunculkan rasa pahit saat dibakar.
2. Menyiapkan ikan tanpa merusak tekstur aslinya

Teknik membersihkan ikan untuk yakizakana harus lembut tapi teliti, karena kesalahan sedikit aja bisa bikin dagingnya hancur saat dibakar. Gunakan pisau tajam untuk membuka perut ikan dari bawah tanpa memotong terlalu dalam supaya bentuknya tetap rapi. Setelah itu, bilas bagian dalamnya perlahan di bawah air mengalir sambil pastikan gak ada darah atau sisa organ yang tertinggal.
Setelah dibersihkan, ikan jangan langsung diberi bumbu, seperti masakan ikan bakar versi lokal. Yakizakana mengandalkan rasa alami, sehingga biasanya cuma ditaburi sedikit garam kasar di kedua sisi sebelum masuk proses pemanggangan. Garam ini gak cuma kasih rasa, tapi juga bantu mengikat kelembapan dalam daging biar tetap moist walaupun dibakar dalam waktu lama.
3. Menentukan tingkat kematangan yang pas saat dibakar

Salah satu tantangan bikin yakizakana ada pada bagian penguasaan suhu api dan waktu memanggang, karena tekstur yang tepat butuh pengawasan konstan. Bara api idealnya gak terlalu panas, biar permukaan ikan bisa gosong perlahan tanpa bikin dalamnya kering. Biasanya yakizakana dibakar sekitar 10—15 menit, tergantung ukuran dan jenis ikannya.
Tanda yakizakana sudah matang bisa dilihat dari kulit yang mulai renyah dan daging yang gampang terlepas dari tulangnya. Jangan terlalu sering dibalik, karena itu bisa bikin dagingnya pecah dan kehilangan bentuk cantiknya. Kalau kamu pakai oven, bisa pilih mode broil biar hasilnya mirip pemanggangan bara tradisional khas Jepang.
4. Menyajikan yakizakana seperti orang Jepang

Penyajian yakizakana gak sekadar meletakkan ikan di piring, tapi juga mencerminkan keindahan khas washoku yang menghormati alam. Biasanya disajikan utuh di atas piring datar, dilengkapi parutan lobak putih (daikon oroshi), potongan jeruk yuzu, dan semangkuk nasi hangat. Detail-detail kecil seperti ini bikin pengalaman makannya terasa autentik sekalipun kamu gak lagi duduk di ryokan Jepang.
Kamu juga bisa menambahkan sup miso dan tsukemono agar pengalaman makan yakizakana makin lengkap, seperti sarapan ala Jepang di pagi hari. Estetika minimalis yang tetap memanjakan indera ini bisa kamu adopsi di rumah buat bikin suasana makan lebih berkesan. Jangan heran kalau tiba-tiba kamu merasa seperti lagi piknik di pegunungan Kyoto.
5. Memahami filosofi sederhana di balik yakizakana

Yakizakana bukan cuma soal rasa, tapi juga tentang menghargai setiap elemen bahan makanan secara utuh. Filosofinya terletak pada cara memperlakukan ikan sebagai bahan utama yang nggak perlu banyak sentuhan untuk bersinar. Justru lewat proses memanggang yang minim bumbu, keaslian rasa laut bisa tampil maksimal.
Masakan ini mengajarkanmu buat gak terlalu sibuk mengubah bahan, tapi lebih ke mengangkat potensi terbaiknya. Dalam setiap suapan, ada rasa hormat terhadap alam dan teknik memasak yang sudah diwariskan turun-temurun. Bukan cuma soal kenyang, tapi juga tentang kedekatan antara manusia, alam, dan makanan di piring.
Yakizakana mungkin terdengar simpel, tapi justru di balik kesederhanaannya tersimpan nilai-nilai kuliner Jepang yang dalam dan penuh makna. Setiap langkah memasaknya mengajarkan kamu buat lebih sabar, lebih peka terhadap bahan makanan, dan lebih menghargai proses.
Selain sehat dan rendah minyak, kamu juga bisa sekalian eksplorasi cita rasa Jepang lewat cara yang lebih otentik. Jadi, sudah siap belum nyalain bara dan bikin dapurmu berasa kayak izakaya Tokyo?