Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Durian. (Pexels.com/Tom Fisk)
Durian. (Pexels.com/Tom Fisk)

Bicara mengenai selera, kita sama sekali tak bisa memaksa setiap orang untuk berada pada satu suara. Hal semacam ini wajar sekali terjadi, lho. Pasalnya, setiap orang berhak menilai yang mereka sukai atau tidak termasuk di antaranya mengenai selera makanan.

Seperti misalnya saja sederet makanan berikut ini, meskipun banyak digemari, tapi ada banyak juga yang membencinya. Alasan menyukai atau membencinya pun beragam dan tak bisa disamakan satu dengan lainnya.

1.Durian

Durian. (instagram.com/durianwrite)

Saat musim durian tiba, para pencinta buah satu ini rela berburu dan mengeluarkan uang hingga ratusan ribu demi menikmati kelegitannya. Namun, di sisi lain, bagi mereka yang kurang menyukai, musim durian menjadi sedikit malapetaka.

Memang buah satu ini memiliki bau yang cukup menyengat, tapi terasa sangat manis dan lezat ketika di santap. Bagi yang tak menyukai durian, mereka merasa bahwa bau yang dikeluarkan bisa membuat pusing dan mual.

2.Petai

ilustrasi sambal maumere (instagram.com/norita_foods)

Petai dikenal sebagai salah satu pelengkap dalam masakan. Warnanya yang hijau menjadi pelengkap rasa sekaligus garnish yang cantik. Beberapa juga menjadikan petai sebagai tambahan lalapan dalam makanan yang dinikmati.

Meski demikian, bau yang ditimbulkan oleh petai cukup membuat banyak orang kesal. Pasalnya, setelah mengonsumsi petai, napas seseorang akan mengeluarkan bau kurang sedap. Hal itu pula yang menyebabkan petai jadi salah satu makanan yang digemari, tapi juga dibenci oleh orang Indonesia.

3.Jengkol

Semur jengkol. (instagram.com/dapur.susidut)

Serupa dengan petai, jengkol juga termasuk ke dalam makanan yang digemari sekaligus dibenci oleh orang Indonesia. Makanan berbentuk bulat pipih ini juga meninggalkan aroma kurang sedap.

Meski bau yang ditinggalkan tak sekuat petai, tapi tetap saja aroma napas setelah mengonsumsi jengkol dirasa mengganggu. Namun, bagi mereka yang menyukainya, menyantap jengkol yang disemur atau dimasak rendang bisa jadi sebuah kenikmatan.

4.Pare

Oseng pare. (instagram.com/kumpulanresepmasak)

Pare dikenal sebagai makanan dengan cita rasa yang pahit. Umumnya, pare dimasak begitu saja, dijadikan tumis hingga pepes pare. Selain itu, olahan pare juga bisa kita temukan pada siomay.

Pare jadi salah satu pelengkap siomay, selain kol, tahu, dan kentang. Rasanya yang pahit membuat banyak orang memilih untuk menghindari pare.

5.Ceker

Ceker pedas. (instagram.com/cekerology)

Geli merupakan salah satu alasan banyak orang gak suka ceker. Padahal, di beberapa negara Asia Timur, seperti China dan Korea Selatan, ceker jadi salah satu menu favorit mereka, lho.

Namun, namanya selera apa bisa dikata. Olahan ceker biasanya bisa ditemui di angkringan, warung dimsum, bahkan kedai mi ayam. Sensasi menikmati ceker jadi sebuah seni tersendiri bagi mereka yang menggemarinya, lho.

6.Jeroan

Aneka jeroan ayam. (instagram.com/s3gosambelsolo)

Bila di luar negeri jeroan dijadikan makanan bagi hewan peliharaan, lain halnya dengan di Indonesia. Olahan jeroan selalu jadi primadona di sini, mulai dari ati, ampela, usus, babat, iso dan sebagainya.

Tak hanya enak dikreasikan menjadi beragam masakan lezat, beberapa jeroan juga nikmat dicampur makanan lain, seperti nasi goreng. Banyak orang menghindari jeroan selain dikarenakan intaian kolesterol, tapi juga sedikit jijik menikmati makanan yang berasal dari organ dalam hewan tersebut.

7.Telur setengah matang

Telur setengah matang. (instagram.com/regina_adikarta)

Telur setengah matang banyak dihindari dan dibenci orang Indonesia karena dianggap amis dan kurang higienis. Mereka jauh lebih menyukai kuning telur yang benar-benar matang. Orang Indonesia kebanyakan tak peduli apabila bentuk telur mereka menjadi kurang cantik karena kuningnya tidak bulat sempurna.

Sebaliknya, banyak juga orang Indonesia yang merasa cita rasa paling nikmat didapatkan dengan kondisi kuning telur setengah matang. Kamu tim yang mana, nih?

8.Olahan daging kambing

Aneka olahan daging kambing. (instagram.com/nitip.solo)

Mengolah daging kambing terbilang tricky. Salah teknik memasak bisa menyebabkan baunya susah hilang. Bau ini yang sering membuat orang merasa pusing dan mual.

Padahal, dengan teknik memasak yang tepat bisa menyulap daging kambing jadi beraneka makanan super nikmat. Ada sate, tongseng, tengkleng, gecok, bahkan sebagai campuran nasi goreng kambing.

Selain itu, intaian rumor tentang penyakit tertentu yang akan menghampiri apabila mengonsumsi olahan daging kambing juga jadi penyebab sebagian orang Indonesia menghindarinya. Kamu suka olahan daging kambing gak, nih?

9.Ikan asin

Ikan asin. (instagram.com/dewie_kitchen)

Siapa yang bisa menolak kenikmatan sepiring nasi hangat, sambal, dan ikan asin? Para pencinta ikan asin pasti akan langsung maju paling depan. Sayangnya, tak semua orang sependapat, lho.

Rasa ikan yang terlampau asin membuat produksi air liur terasa lebih kental dan kering. Efek kurang nyaman juga terasa di tenggorokan.

Tak berhenti di situ, bau yang dihasilkan ketika digoreng juga dianggap mengganggu. Terlebih ketika dinikmati, gak jarang masih ada beberapa duri yang sering tersangkut di tenggorokan.

10.Tetelan

Tetelan. (instagram.com/baksorusukjuara)

Menyantap semangkok bakso paling enak bila ditambah dengan beberapa tetelan di dalamnya. Bagian daging yang mengandung lemak ini memang membuat siapa pun yang menyantapnya menjadi ketagihan.

Namun, bagi mereka yang kurang menyukainya, mengonsumsi tetelan terasa aneh dan kurang nyaman. Sensasi licin dan seluruh rongga mulut terasa penuh minyak membuat mereka menghindari makanan satu ini.

Meski tampak lezat, nyatanya tak semua orang sependapat, ya. Namun, semua itu tak jadi persoalan karena bagi penikmatnya semua makanan di atas terasa nikmat. Dari daftar di atas, adakah makanan yang disukai atau justru malah paling kamu benci?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team