Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa 11 Juli Jadi Hari Ramen? Ini Alasannya!

ilustrasi ramen (pexels.com/Matheus Bertelli)

Tanggal 11 Juli setiap tahun diperingati sebagai Hari Ramen oleh masyarakat Jepang. Penetapan ini dilakukan oleh Asosiasi Ramen Jepang sejak 2017, sebagai bentuk penghormatan terhadap kuliner ramen yang punya tempat istimewa dalam budaya Jepang. Peringatan ini juga menjadi momen untuk merayakan kreativitas para pembuat ramen sekaligus mempromosikan budaya Jepang ke seluruh dunia.

Namun, mengapa peringatan ini jatuh tepat pada 11 Juli? Ternyata, di balik tanggal ini tersimpan makna yang tak hanya simbolis, tetapi juga historis. Yuk, simak alasan penting mengapa 11 Juli diperingati sebagai Hari Ramen berikut ini!

1. Tanggal 11 Juli punya makna simbolis dalam dunia ramen

ilustrasi ramen (pexels.com/JANG ‘S 🍂)

Pemilihan tanggal 11 Juli memiliki filosofi tersendiri yang berkaitan dengan alat makan ramen. Dalam budaya Jepang, angka tujuh (7) merepresentasikan renge, yakni sendok khas Jepang berbentuk bunga teratai yang digunakan untuk menyantap ramen. Sedangkan angka sebelas (11) secara visual dianggap menyerupai sepasang sumpit, yang tentu tak bisa dipisahkan dari pengalaman makan ramen.

Makna simbolis ini menjadi dasar kuat dalam menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Ramen. Dengan memadukan elemen penting dalam cara menikmati ramen, sendok dan sumpit, tanggal ini diharapkan bisa mengingatkan masyarakat akan nilai tradisi dalam setiap mangkuk ramen. Tidak hanya tentang rasa, tetapi juga penghormatan terhadap detail kecil yang membentuk pengalaman kuliner itu sendiri.

Asosiasi Ramen Jepang memilih simbol ini karena mudah diingat dan mewakili ikon penting dalam budaya makan Jepang. Ramen bukan hanya semangkuk mi, tapi juga representasi dari seni menyajikan makanan dengan penuh perhatian. Oleh karena itu, 11 Juli menjadi simbol perayaan yang tepat untuk ramen, yang kini telah mendunia.

2. Tokugawa Mitsukuni lahir pada 11 Juli dan disebut pelopor ramen

ilustrasi ramen (pexels.com/Quang Anh Ha Nguyen)

Selain simbol, alasan historis juga menjadi latar penting dipilihnya 11 Juli sebagai Hari Ramen. Tokugawa Mitsukuni, seorang daimyo atau penguasa feodal Jepang pada masa awal Edo, lahir pada 11 Juli 1628. Ia dikenal sebagai sosok yang memperkenalkan dan mengonsumsi ramen versi awal yang dibawa dari Tiongkok, menjadikannya salah satu orang Jepang pertama yang menyicipi hidangan ini.

Peran Tokugawa Mitsukuni dalam sejarah ramen sangat dihargai oleh masyarakat Jepang. Sebagai pemimpin yang berpengaruh dalam dunia politik dan budaya, kebiasaannya menikmati ramen memberi legitimasi terhadap makanan tersebut sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat Jepang sejak zaman dulu. Fakta kelahirannya yang jatuh pada 11 Juli memperkuat keputusan Asosiasi Ramen untuk memilih tanggal itu sebagai peringatan resmi.

Penetapan ini juga mencerminkan bagaimana makanan bisa memiliki hubungan erat dengan sejarah dan tokoh nasional. Bukan hanya sekadar mengenang tokoh, tapi juga merayakan warisan budaya yang ditinggalkannya. Maka dari itu, Hari Ramen tak hanya jadi ajang makan-makan, tetapi juga mengenang jejak sejarah yang turut membentuk identitas Jepang saat ini.

3. Dirayakan secara kreatif oleh pecinta ramen di Jepang

ilustrasi ramen (pexels.com/Cats Coming)

Perayaan Hari Ramen di Jepang berlangsung dengan cara yang unik dan seru. Banyak kedai ramen menghadirkan promosi menarik, seperti potongan harga, menu edisi terbatas, hingga dekorasi spesial bertema ramen. Momen ini juga sering dimanfaatkan untuk meluncurkan kreasi menu baru atau varian kuah yang belum pernah ada sebelumnya.

Salah satu contoh perayaan menarik terjadi di Cafe & Ramen JINMEN yang berlokasi di dekat Stasiun Umeda, Prefektur Osaka. Kedai ini menyajikan ramen dalam mangkuk super besar berbentuk cangkir dengan pegangan besar di sampingnya, agar pelanggan bisa meminum kuah dengan lebih praktis. Bentuk penyajian ini jadi daya tarik tersendiri dan menyemarakkan atmosfer Hari Ramen yang penuh inovasi.

Ramen yang disajikan di sana pun dibuat dengan penuh perhatian. Mi-nya berbentuk pipih dan bergelombang, dengan tekstur sedang dan bahan dasar biji-bijian utuh. Satu porsi standar biasanya dilengkapi daun bawang, rebung, dua potong char siu, dan bisa ditambah telur atau topping ekstra daging sesuai selera pelanggan. Ini menjadikan Hari Ramen bukan hanya perayaan, tetapi juga eksplorasi rasa bagi penikmatnya.

Jadi, tak heran jika tanggal 11 Juli punya arti penting bagi para penggemar ramen di Jepang maupun luar negeri. Di balik semangkuk ramen, ada cerita sejarah, simbol budaya, dan kreativitas kuliner yang terus berkembang. Kini kamu sudah tahu mengapa 11 Juli diperingati sebagai Hari Ramen, bukan cuma soal mi, tapi juga penghargaan terhadap identitas dan warisan kuliner Jepang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us