3 Fakta Pengolahan Fugu, Ikan Beracun Favorit Warga Jepang

Intinya sih...
- Ikan buntal atau pufferfish adalah ikan beracun yang banyak dikonsumsi di Jepang karena rasa enak dan kandungan protein tinggi.
- Pengolahan fugu harus dilakukan oleh chef berpengalaman dan dilatih selama enam tahun tanpa kenal lelah untuk mempelajari teknik memotong dan membuang bagian beracun.
- Berbagai teknik pengolahan fugu meliputi cara membersihkan kulit, mencuci dengan garam, mengeluarkan mata dan isi perut, serta menyimpannya dalam wadah penyimpanan khusus.
Ikan buntal atau pufferfish adalah salah satu jenis ikan beracun di dunia. Ada sekitar 350 jenis ikan buntal di dunia dan 35 di antaranya berada di perairan Jepang. Di Jepang, ikan ini dikenal dengan nama fugu dan merupakan ikan yang banyak dikonsumsi meskipun mengandung racun. Pernah ada kasus keracunan akibat mengonsumsi ikan ini di Jepang. Meski begitu, ikan ini disukai karena memiliki rasa yang enak dan juga mengandung protein tinggi dan kalori yang rendah.
Ada 22 jenis ikan buntal yang dikonsumsi di Jepang. Mengingat ikan ini beracun, maka pengolahan ikan ini pun tidak sembarangan. Para chef di Jepang memiliki teknik khusus agar ikan ini layak dikonsumsi, lho. Berikut beberapa fakta pengolahan fugu atau ikan buntal di Jepang. Berani coba?
1. Para chef harus melalui pelatihan
Fugu atau ikan buntal berada dalam pengawasan pemerintah Jepang. Oleh karena itu pengolahan ikan ini menjadi masakan sangat dijaga ketat. Pemerintah Jepang menyaratkan pengolahan fugu harus dilakukan oleh para chef yang berpengalaman dan telah dilatih. Paling tidak para chef harus menjalani pelatihan selama enam tahun tanpa kenal lelah untuk mempelajari teknik memotong fugu dan membuang bagian-bagian yang beracun.
Pekerjaan ini tentunya tidak mudah karena menuntut ketekunan. Jika tidak dikelola dengan hati-hati, fugu dapat menyebabkan kematian bagi siapa saja yang mengonsumsinya. Di Jepang, sudah ada kasus kematian karena fugu. Namun ikan ini masih menjadi primadona dan termasuk masakan mewah di Jepang.
2. Bagian fugu yang mematikan
Ikan buntal atau fugu memiliki tingkat racun 1000 kali lebih tinggi dari sianida. Bagian-bagian fugu yang beracun adalah kulit, usus, mata, ginjal, indung telur, dan yang paling beracun adalah hati. Namun kulit dari ikan ini bisa dikonsumsi dengan terlebih dahulu direbus lalu disantap bersama ponzu. Daging fugu yang berwarna putih memiliki rasa yang manis dan ringan. Telur ikan fugu juga dapat dinikmati apabila telah melalui proses pengasaman selama tiga tahun. Intinya, pengolahan yang baik dan benar membuat fugu dapat dinikmati.
3. Teknik pengolahan fugu
Tentunya ada teknik khusus yang digunakan oleh para chef terlatih dalam mengelola ikan beracun ini. Beberapa teknik yang digunakan para chef adalah:
- Buang kulitnya dengan cara memotong bagian sekitar mulut lalu tarik kulitnya. Sebenarnya kulit luar fugu bisa dimakan setelah dibersihkan dan direbus. Namun menghilangkan duri dari kulit menuntut keahlian yang lebih tinggi sehingga membuang kulit adalah pilihan terbaik.
- Cuci fugu dengan garam
- Keluarkan matanya. Setelah itu gunakan pisau tajam untuk mengeluarkan isi perutnya. Hal ini dilakukan dengan hati-hati agar pisau tidak menusuk indung telur atau hati.
- Setelah itu, fillet atau pisahkan ikan dari tulang. Kepala ikan bisa dibelah dua dan direbus untuk dikonsumsi.
Kelihatannya mudah, tetapi membutuhkan teknik yang susah dan harus benar-benar terlatih. Biasanya setelah fugu dibersihkan dari bagian-bagian yang beracun, fugu wajib disimpan dalam suatu wadah penyimpanan khusus. Fugu biasa dihidangkan sebagai sashimi dan dimakan dengan ponzu dan bumbu-bumbu lainnya. Bisa juga dihidangkan dengan digoreng menggunakan tepung atau dimakan bersama bubur.
Mengonsumsi fugu merupakan hal yang sudah biasa di Jepang. Akan tetapi, pengolahannya tidak boleh asal-asalan. Para chef yang memasaknya harus melalui pelatihan yang diawasi oleh pemerintah Jepang. Memiliki rasa yang enak, apakah kamu tertarik untuk mencobanya?