Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi alat masak (pexels.com/Ernest_Roy)

Selain menentukan bahan makanan yang sehat dan bebas zat kimia berbahaya, memilih alat masak yang aman juga teramat penting ketika memulai MPASI. Akan sangat disayangkan bila kita sudah berupaya menyajikan menu sehat untuk anak, tapi masih dihantui dengan risiko larutnya zat beracun ke dalam masakan akibat penggunaan material alat masak yang tidak aman.

Contoh material alat masak yang tidak aman adalah panci atau wajan anti lengket (umum dikenal sebagai teflon). Memang, memasak dengan peralatan anti lengket sangat praktis dan mudah dibersihkan. Namun, alat masak ini biasanya menggunakan pelapis dari bahan kimia polytetrafluoroethylene (PTFE) yang berisiko menyebabkan kanker jika digunakan dalam kondisi sudah tergores atau saat memasak dengan suhu tinggi.

Sayangnya, pelapis ini sangat mudah tergores, yang berarti tidak boleh dipakai untuk memasak lagi. Namun, ada banyak dari kita yang masih menggunakan panci, wajan, maupun wok anti lengket yang tergores dengan dalih masih ‘layak pakai’, padahal sudah tidak aman lagi. Ketahui, yuk, apa saja material alat masak anti lengket yang aman untuk MPASI!

1. Stainless steel

ilustrasi alat masak stainless steel (pexels.com/cocoparisienne)

Material ini sangat sering jadi rekomendasi alat masak yang aman karena stainless steel  tidak reaktif, sehingga tidak akan memengaruhi kandungan dan rasa masakan. Harganya memang sedikit lebih mahal, tapi kesehatan keluarga dan si kecil jauh lebih penting. Apalagi, bahan stainless steel juga tidak mudah rusak, jadi kamu tak perlu ganti alat masak baru berkali-kali.

Jika dihitung-hitung, penggunaan stainless steel jauh lebih menguntungkan dari sisi keamanan, kesehatan, dan keuangan. Terlebih, alat masak ini juga bisa dipakai untuk berbagai metode masak, mulai dari menumis, menggoreng, hingga merebus. Namun, ada beberapa catatan penting dari penggunaan stainless steel. Material ini mengandung nikel yang berpotensi lepas dan meracuni bahan masakan. Ada beberapa cara yang bisa kamu terapkan untuk mencegah atau meminimalkan kontaminasi bahan nikel ini.

  • Jangan dipakai untuk memasak atau menyimpan bahan makanan asam dalam waktu lama;
  • Pilih stainless steel yang minim kadar nikel, misal produk dengan kode 18/8, 18/4, atau 18/0 (angka terakhir menunjukkan persentase nikel dalam alat masak stainless steel);
  • Hindari menggunakan spatula atau pengaduk berbahan metal untuk mengurangi risiko gores;
  • Pilih produk dari merek yang benar-benar menawarkan produk stainless steel aman dengan rincian informasi lengkap.

2. Cast iron (besi cor)

ilustrasi alat masak cast iron atau besi cor (pexels.com/OrderSantos)

Material ini lebih murah dari stainless steel dan yang terpenting aman untuk memasak makanan si kecil. Cast iron sudah dipakai sejak ribuan tahun lalu dan bisa digunakan untuk metode memasak apa saja, termasuk memanggang, menggoreng, hingga membuat panekuk. 

Material ini sangat tebal dan tahan lama. Namun, sebelum menggunakan cast iron baru, kamu perlu melakukan seasoning terlebih dahulu. Seasoning cast iron adalah proses melapisi alat masak dengan minyak untuk menciptakan lapisan anti lengket supaya tidak mudah berkarat dan awet. Pada awal pemakaian mungkin masih akan sedikit lengket untuk memasak, tapi itu hanya sementara dan lama-lama akan jadi wajan anti lengket tanpa dilapisi zat berbahaya.

Cast iron bisa melepaskan zat besi ke dalam makanan saat digunakan untuk memasak. Dalam kadar tertentu, zat ini sangat bagus untuk memenuhi kebutuhan besi dalam tubuh dan mencegah anemia. Namun, jumlah besi yang terlalu banyak tentu akan membahayakan. Salah satu cara mencegah risiko ini adalah hindari memasak bahan makanan asam dengan durasi lama.

3. Kaca

ilustrasi alat masak berbahan kaca (pexels.com/Anna Guerrero)

Kaca adalah material non-reaktif yang tidak akan mengontaminasi bahan makanan meski dipakai untuk memasak jenis masakan asam dalam waktu lama. Material ini juga cukup serbaguna dan tahan panas, bisa digunakan untuk memasak di atas kompor, di oven, hingga menghangatkan makanan di microwave

Alat masak dari kaca ini sangat aman digunakan untuk memasak makanan bayi atau MPASI. Menyimpan sisa masakan di wadah kaca juga tetap aman karena sifat materialnya yang tidak akan bereaksi dengan zat lain. Ditambah lagi, alat masak kaca juga tahan lama, selama diperlakukan dengan hati-hati. 

Kaca adalah material yang sangat aman dan unggul. Buktinya, banyak peralatan laboratorium dibuat dari bahan kaca karena material ini tidak memengaruhi hasil reaksi kimiawi serta memiliki ketahanan kimia dan termal yang baik.

4. Cast iron berlapis enamel

ilustrasi alat masak cast iron berlapis enamel (pexels.com/feherandras)

Enamel adalah lapisan keras yang terbuat dari partikel kaca halus yang dileburkan. Berbeda dengan cast iron biasa, alat masak ini memiliki permukaan lebih licin, mudah dibersihkan, dan bersifat non-reaktif. Untuk harga memang lebih mahal, tapi material ini bisa tahan sampai bertahun-tahun asal dirawat dengan benar. 

Jenis alat masak ini bisa digunakan untuk berbagai teknik memasak, seperti merebus, mengukus, hingga memasak menggunakan api kecil (slow cooking) tanpa meninggalkan rasa besi pada makanan. Lapisan enamel ini bisa mencegah larutnya zat besi ke dalam makanan. Selain itu, enamel adalah kaca yang punya sifat tidak mudah bereaksi dengan zat/bahan lain. 

Tapi kamu perlu tetap hati-hati karena sebagian besar produsen menggunakan pelapis enamel dari tanah liat yang bisa menghasilkan timbal beracun. Untuk itu, carilah lapisan enamel yang bebas dari timbal dan zat-zat berbahaya lainnya.

Sekarang kamu sudah tahu apa saja material alat masak anti lengket yang aman untuk MPASI. Pilihlah yang sesuai kebutuhan, budget, dan kualitas yang kamu inginkan, ya! Jadi, alat masak tersebut tak hanya digunakan ketika membuat menu MPASI, namun bisa awet sampai anak sudah besar. Yuk, pilih dengan bijak!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorHanny A