Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dessert Khas Swiss yang Sayang untuk Dilewatkan, Penasaran?

kuechengoetter.de
kuechengoetter.de

Mungkin selama ini kalian sering mengetahui, jika Swiss terkenal akan kelezatan cokelat atau cheese fondue-nya. Tapi siapa sangka, jika ternyata dessert khas Swiss juga layak untuk dicoba, lho.

Tak puas rasanya, jika berkunjung ke sana namun melewatkan makanan khas negara dengan ibu kota Bern tersebut. Beberapa hidangannya hampir mirip dengan olahan makanan penutup ala Prancis. 

Berikut lima dessert khas Swiss yang sayang untuk dilewatkan, ketika kamu berkunjung ke sana. Apa saja? Check this out!

1. Zuger kirschtorte

helvetickitchen.com
helvetickitchen.com

Zuger kirschtorte berasal dari Zug, sebuah kota di sebelah barat danau Zugersee, Swiss. Kue ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang pastry chef bernama Heinrich Höhn pada tahun 1921. 

Zuger kirschtorte berbentuk seperti layer cake dengan lapisannya yang terdiri dari sponge cake, butter cream, dan meringue kacang. Pada resep tradisionalnya, beberapa orang menambahkan kirschwasser, sejenis brandy yang terbuat dari buah ceri sebagai pelengkapnya.

Di bagian sisi kue biasanya dihiasi dengan almon panggang, sementara icing sugar ditaburkan di bagian atasnya.

2. Bundner nusstorte

liebenswert-magazin.de
liebenswert-magazin.de

Bündner nusstorte merupakan kue tradisional yang berasal dari Graubünden, daerah di Swiss bagian timur. Resep tertuanya sudah ada sejak tahun 1900-an dan menjadi populer sejak Fausto Pult, seorang pembuat manisan memperkenalkannya kepada publik di Swiss Sample Fair in Basel tahun 1934.

Bündner nusstorte berupa kue pastry dengan berbagai isian kacang dan karamel. Umumnya, kue ini dibuat menggunakan kacang wallnut. Kue ini sering disajikan dalam bentuk potongan dan dipasangkan dengan minuman hangat, seperti teh atau kopi sebagai pelengkapnya.

3. Wahe

eatup.ch
eatup.ch

Pada masa lalu, wähe dianggap sebagai makanan bagi orang miskin. Ini karena pada proses pembuatannya dipercaya berasal dari sisa adonan roti yang tidak terpakai.

Namun seiring perkembangan zaman, wähe menjadi cukup populer di kalangan menengah atas dan menjadi salah satu makanan yang dihidangkan selama fasting season umat Katolik Swiss.

Di beberapa daerah, seperti Freiburg dan Waadtland, wähe umumnya dihidangkan pada hari Jumat, ketika daging tidak diperbolehkan. Wähe berbentuk seperti kue pastry pipih dengan berbagai macam isian, baik manis maupun gurih. Teksturnya pun hampir mirip seperti quiche ala Prancis.

4. Basler lackerli

bergfex.ch
bergfex.ch

Basler läckerli diyakini berasal dari Basel, kota di barat laut Swiss. Diperkenalkan oleh pedagang rempah-rempah lokal, kue ini sudah ada sejak 700 tahun lalu.

Basler läckerli adalah kue kering berbentuk potongan persegi panjang dengan isian hazelnut, almon, madu, dan kirschwasser. Bagian atasnya sering dilapisi dengan sugar glaze.

Di Swiss sendiri, makanan ini menjadi cukup populer saat menyambut Natal. Namun, sebenarnya juga dapat ditemui hampir sepanjang tahun.

5. Carac

helvetickitchen.com
helvetickitchen.com

Carac diperkirakan pertama kali ada sekitar awal abad ke-20. Di Swiss, kue ini sangat populer di sekitar daerah yang masih kental unsur Prancis.

Asal muasal nama carac sering dikaitkan dengan kata caraque yang mengacu pada sejenis kakao berkualitas tinggi. Carac sendiri sebenarnya berupa shortbread pie crust yang berisi cokelat, krim, dan lapisan gula atau fondant berwarna hijau.

Ukurannya pun bervariasi mulai dari diameter 8 sentimeter untuk satu orang, hingga 25 sentimeter untuk disajikan dalam bentuk potongan pada pertemuan atau perjamuan besar.

Itulah lima dessert khas Swiss yang sayang untuk dilewatkan, ketika berkunjung ke sana. Kalian tertarik untuk mencoba yang mana, nih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dinar Chandra
EditorDinar Chandra
Follow Us