Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kushiage (commons.wikimedia.org/kimishowota)

Sate khas Jepang tidak terbatas pada yakitori saja. Kali ini kita akan membahas kushiage, hidangan berupa sate yang proses memasaknya tidak dipanggang melainkan digoreng. Wah, apakah kalian sudah pernah mencoba sajian gorengan ini?

Kushiage terdiri dari dua kata, yaitu kushi yang merujuk pada tusukan bambu yang digunakan. Serta age, yang artinya goreng. Bukan karena unik karena penyajiannya sebagai sate yang digoreng saja, masih ada sederet fakta unik dari kushiage yang perlu kamu tahu. Mulai dari bahan yang digunakan hingga etika dalam menyantapnya.

1. Bahan membuat sate terdiri dari sayuran hingga daging

ilustrasi kushiage (commons.wikimedia.org/Aiko99ann)

Bahan-bahan yang digunakan untuk kushiage sangatlah beragam, ada sayuran, daging, hingga seafood.  Sayur yang umum digunakan untuk kushiage adalah jamur shiitake, shishito (sejenis cabai hijau), dan daun bawang. Untuk daging, kamu bisa menggunakan daging sapi, daging babi, atau daging ayam. Sedangkan untuk seafood, chikuwa, udang, dan cumi-cumi merupakan yang paling populer. Ada pula kushiage yang memakai kombinasi antara daging dan sayuran. Misalnya jamur shiitake yang dililit bacon, chikuwa yang diisi keju, dan masih banyak lagi.

2. Bahan-bahan pelengkap yang menambah kekayaan rasa

Editorial Team

Tonton lebih seru di